
Metro Times (Purworejo)-Pemerintah Kabupaten Purworejo saat ini tengah gencar melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak sapi, kerbau, kambing serta domba. 404 dosis vaksin telah disuntikan pada hewan ternak milik warga.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo, Sri Widarti mengutarakan sejuah ini Purworejo masih relatif aman. Belum lama ini ada temuan tiga kasus PMK yang menyerang sapi warga di Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi.
Atas temuan itu, sebut Widarti, Satgas sudah turun langsung ke lapangan melakukan penanganan. Saat ini tiga sapi itu sudah sembuh dan kembali pulih.
“Seminggu setelah dilakukan penanganan kini sudah sembuh semua. Sejauh ini belum ada temuan kasus baru di Purworejo,” sebut Widarti saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/1).
Menurutnya, saat ini DKPP fokus melakukan kegiatan vaksinasi terutama untuk sapi dan kerbau. Strategi dinas, vaksinasi dilakukan di daerah perbatasan yang menjadi kantong-kantong ternak di Purworejo. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus dari luar Purworejo.
“Makanya vaksinasi tersebut sejauh ini kami lebih banyak menyasar wilayah selatan seperti Purwodadi, Ngombol serta Grabag. Untuk wilayah utara seperti Bruno, Gebang, Bener, Kemiri dan Loano populasi sapi dan kerbaunya sedikit,” kata dia.
Sejak awal tahun Hingga 22 Januari sudah 404 dosis vaksin disuntikan ke ternak warga. Vaksinasi ini akan terus dilakukan hingga 31 Januari mendatang.
“Kami dapat 1000 dosis vaksin dari Ditjen PKH. Sudah 404 terimplementasi dan kami diberi target hingga tanggal 31 Januari 1000 dosis vaksin itu harus habis. Nanti bulan Maret akan ada dropping vaksin lagi. Selanjutnya periode Juli dan Agustus akan ada lagi,” imbuhnya.
Widarti menambahkan, penanggulangan PMK sapi, kerbau dan domba di Purworejo sudah dilaksanakan sejak tahun 2022. Belakangan virus ini kembali merebak di sejumlah daerah wilayah DI Yogyakarta. Selain vaksinasi dinas terus berusaha melakukan edukasi kepada para peternak di Purworejo.
Ia berharap para peternak tidak panik terhadap penyebaran virus ini. Pun, ia mengimbau para peternak untuk menerapkan bioscurity di kandang masing masing, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan serta tidak mendatangkan ternak dari luar Purworejo
Sebagaimana diketahui, dalam tiga tahun terakhir peternak sapi dan kerbau di Indonesia menghadapi cobaan luar biasa. Selain setelah PMK di tahun 2022, pada 2023-2024 lalu para peternak harus menghadapi penyebaran virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang kulit. Saat ini PMK kembali mengancam ternak warga.
“Dinas dan warga harus gerak bersama, kita cegah sama-sama. Kami pun sudah berkoordinasi dengan TNI maupun Polri untuk turun tangan membantu dalam melakukan edukasi ke warga,” pungkasnya.(tyb)