- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Mewujudkan  kesejahteraan keluarga di Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, turut memengaruhi kualitas hidup suatu keluarga. Selain itu, kesejahteraan bersifat multidimensional sehingga tidak dapat kita ukur hanya dengan satu variabel. Oleh karena itu, indeks atau indikator komposit  yang mencakup berbagai aspek kita perlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat.

Tantangan tersebut mendorong Prof Dr Ir Rr Soenarnatalina Melaniani MKes, Guru Besar Bidang Ilmu Pemodelan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), untuk menggagas pemodelan indeks sebagai langkah strategis dalam revitalisasi program keluarga sejahtera. Gagasan ini bertujuan untuk menghadirkan metode pengukuran kesejahteraan yang lebih akurat dan menyeluruh, sehingga dapat menjadi dasar bagi perumusan kebijakan yang lebih efektif.

Pemikiran tersebut ia sampaikan dalam orasi ilmiahnya bertajuk Revitalisasi Program Keluarga Sejahtera melalui Inovasi Pemodelan Indeks untuk Program Aksi Strategis, pada Selasa (25/2/2025) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR. Dalam kesempatan itu, Prof Soenarnatalina menjelaskan bahwa kesejahteraan keluarga tidak dapat kita ukur hanya dengan satu variabel. Melainkan harus mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif.

Pemodelan Indeks Keluarga Sejahtera (IKS)

ads

Dalam pemaparannya, Prof Soenarnatalina menekankan bahwa kesejahteraan keluarga dapat terpengaruh oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Ia menyebut, faktor internal mencakup kondisi kesehatan, tingkat pendidikan, keterampilan, dan ekonomi keluarga. “Sementara itu, faktor eksternal meliputi struktur sosial ekonomi, fasilitas pendidikan, transportasi, dan komunikasi yang berperan dalam mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga,” jelasnya.

Sebagai solusi dalam mengukur kesejahteraan yang bersifat multidimensional, Prof Soenarnatalina memperkenalkan pemodelan Indeks Keluarga Sejahtera (IKS) berdasarkan penelitian selama dua dekade terakhir. Indeks ini, katanya, terdiri dari lima indikator utama yakni kesehatan, pendidikan, perumahan dan lingkungan, sosial dan budaya, serta ekonomi.

“Masing-masing indikator saya kompositkan menjadi lima indeks, dengan indeks ekonomi memiliki kontribusi terbesar, diikuti oleh indeks pendidikan, indeks perumahan dan lingkungan, indeks sosial dan budaya, serta indeks kesehatan,” ungkap Prof Soenarnatalina.

Penerapan dalam Program Aksi Strategis

Berdasarkan formula yang tersusun, IKS dapat dirumuskan sebagai kombinasi dari lima indeks dengan bobot yang berbeda. Ia menyebut, formula ini memungkinkan klasifikasi keluarga menjadi lima kategori. “Kelima kategori tersebut adalah keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera dasar, keluarga sejahtera menengah, keluarga sejahtera mandiri, dan keluarga sejahtera berkelanjutan,” ucapnya.

Prof Soenarnatalina menegaskan bahwa model indeks ini memiliki tingkat ketepatan klasifikasi sebesar 94,2 persen. Ia memaparkan bahwa melalui tingkat akurasi yang tinggi, indeks ini dapat menjadi alat ukur yang andal dalam perencanaan kebijakan kesejahteraan keluarga.

“Nantinya, besar harapan pemodelan ini mampu memberikan arah bagi program aksi strategis pemerintah. Khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan ekonomi, peningkatan pendidikan, serta akses layanan kesehatan yang lebih merata,” pungkasnya.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!