- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Bupati Purworejo,Yuli Hastuti melaunching Jaran Bolong, tarian daerah asli karya seniman Purworejo. Peluncuran itu berlangsung pada acara Resepsi Kenegaraan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 79 pada Jumat (23/8).

Bupati menjelaskan Jaran Bolong merupakan sebuah tarian yang menjadi simbol semangat dan keterbukaan hati masyarakat Purworejo. Tarian ini patut dibanggakan, karena murni hasil karya putra-putri terbaik Purworejo.

Karya Tari ini diciptakan berdasarkan Misi ketiga Bupati Purworejo, yakni meningkatkan daya saing pertumbuhan ekonomi daerah berbasis UMKM, perdagangan, industri serta potensi pariwisata dan seni budaya.

Memiliki Program unggulan “Tresno Budoyo atau Cintai Budaya” yang mendukung pencapaian misi ke 3 yaitu daya saing ekonomi dalam hal pariwisata dan kebudayaan dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan khas yang memperkuat daya Tarik wisata di Kabupaten Purworejo Salah satunya kesenian tradisional Jaran Bolong.

ads

“Makna”
Tari Jaran Bolong terdiri dari 2 suku kata, yaitu Jaran atau Kuda dan bolong atau berlubang. Kuda adalah simbol semangat dan Bolong adalah simbol keterbukaan hati masyarakat Purworejo dalam membangun demi kemajuan daerah.

“Properti”
Tari Jaran Bolong menggunakan properti jaran atau kuda yang terbuat dari anyaman bambu, stilisasi dari bentuk hewan Kuda. Bentuk properti kuda pada Tari Jaran Bolong memiliki kekhasan tersendiri yaitu arah kepala kuda yang dibuat lurus kedepan sebagai simbol masyarakat Purworejo yang selalu bersemangat untuk maju dan berkembang ke depan.

Bentuk tersebut merupakan paduan dari properti kuda yang digunakan pada Kesenian Incling yang arah kepalanya mendongak ke atas atau disebut onclong dan properti Kuda Kepang yang kepalanya menunduk.

Adapun kekhasan yang lainnya adalah pelana kuda yang dibuat bolong atau berlubang lebar sebagai simbol keterbukaan masyarakat Purworejo pada perkembangan jaman dan pengaruh budaya luar terutama wilayah perbatasan yaitu Kabupaten Kebumen di sisi barat, Wonosobo di sisi Barat Laut dan utara, Magelang di sisi utara dan Kabupaten Kulonprogo di sisi timur. Keterbukaan atau bolong ini melahirkan keragaman seni dan budaya, namun tetap memiliki ciri dan kekhasan tersendiri.

Selain kekhasan properti Kuda, Tari Jaran Bolong memiliki kekhasan lain berupa penggunaan properti topeng Penthul dan Jeleh. Penthul & Jeleh adalah tokoh gecul/lucu yang berperan sebagai penyebar informasi dan penghibur, gambaran nyata masyarakat Purworejo yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun, rendah hati dan terbuka pada dunia luar.

“Busana”
Busana Tari Jaran Bolong mencirikan kekhasan wilayah yang berbasis pertanian yaitu celana dan baju hitam serta ikat kepala. Dominasi warna hitam sebagai simbol kekuatan dan kebijaksanaan, sedangkan ornamen merah putih sebagai simbol gula kelapa, keberanian dan kesucian.

“Musik pengiring”
Iringan Tari Jaran Bolong adalah paduan dari berbagai musik pengiring kesenian tradisional Kuda Kepang di wilayah Kabupaten Purworejo. Bendhe Pongjir adalah alat musik sebagai representasi kesenian Kuda Kepang dari wilayah pegunungan dan angklung sebagai representasi Kesenian Kuda Kepang dari wilayah Purworejo yang berada di dataran rendah.

Alat musik Bendhe Pongjir dan Angklung yang menjadi dominasi iringan musik Tari Jaran Bolong dipadupadankan dengan alat musik pengiring Kesenian Rakyat khas Kabupaten Purworejo yaitu Dolalak, dengan harmonisasi jalinan musik yang diperkuat kendhang, kempul dan Gong.

Tari Jaran Bolong adalah produksi Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Patut menjadi kebanggan karena Karya Tari Jaran Bolong disusun murni oleh Putra-putri terbaik Purworejo.

Pembuatan karya seni ini melibatkan tim pengkaji dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang dalam penelitian awal melibatkan Mahasiswa ISI Surakarta yang merupakan putra daerah Purworejo. Karya ini juga mengejawantah berkat peran sesepuh-sesepuh Purworejo yakni mantan Pamong Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo yaitu Marwoto, F. Untariningsih, Wardoyo dan Eko Marsono.

Launching Tari Jaran Bolong pada acara itu dilakukan bersama Dion Agasi Setiabudi selaku Ketua Sementara DPRD Purworejo. Setelah dilaunching oleh bupati, tarian itu pun langsung disuguhkan dihadapan para tamu undangan yang hadir.

Penari terdiri dari sepuluh orang yang seluruhnya laki-laki. Sungguh menakjubkan, tarian itu pun mampu menghiptnotis ratusan pasang mata sore itu.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!