- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Ribuan warga rela berdesak-desakan untuk merayah atau merebut isi gunungan guna ngalap berkah pada acara Festival Jolen yang digelar di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo pada Selasa (5/9/2023. Puluhan Jolen berupa gunungan ancak bambu dan daun kelapa berisi hasil bumi serta jajanan dipikul dan diarak keliling sejauah 6 km di desa tersebut.

Sebanyak 43 jolen atau gunungan dikirap dan diperebutkan dalam hajatan ini. Jolen tersebut merupakan persembahan warga dari 23 RT atau padukuhan untuk para pengunjung yang hadir menyaksikan gelaran tersebut.

Jolen berasal atau akronim bahasa jawa dari kata “ojo kelalen” yang artinya jangan lupa. Hal itu bermakna agar masyarakat selalu ingat dan bersyukur atas berkat berupa hasil bumi yang dianugerahkan Tuhan yang maha Esa di desa itu.

Gelaran sedekah bumi atau merti desa ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Prosesi Jolen memilih hari Selasa Wage pada bulan Sapar tahun Jawa, sehingga merti desa ini kerap juga disebut Saparan.

ads

Ketua Panitia, Karsono menjelaskan gunungan Jolen berisi aneka hasil bumi. Di bagian luar berisi buah seperti manggis dan durian, duku, salak juga beragam kerupuk diantaranya kerupuk ledre khas Somongari.

“Gunungan ada dua bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar berisi buah-buahan dan kerupuk akan di perebutkan atau rayahan saat kirap. Sedangkan di bagian dalam berisi tumpeng ikung ayam serta lauk pauk lengkap yang seluruhnya berasal dari hasil bimi somongari. Tumpeng akan didoakan dan makan bersama-sama di depan makam Gedono Gedini selaku leluhur Somongari,” sebut Karsono.

Ia mengemukakan bahwa Jolen merupakan tradisi turun temurun dari para leluhur sebagai ungkapan rasa syukur warga. Tradisi ini digelar agar warisan budaya tersebut terus lestari dan menjadi event tahunan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi warga setempat.

“Merti desa ini sebagai selametan atau syukuran atas hasil bumi terutama kebo manggis dan duren agar panen terus melimpah. Sejak dahulu Somongari hanya mengadalkan itu sebagai sumber pangan. Kita tidak punya sawah,” ucapnya lagi.

Wakil Bupati, Yuli Hastuti pada saat membuka kegiatan itu mengungkapkan syukur dan terimakasihnya kepada warga dan pemerintah Desa Somongari yang terus konsisten melestarikan Jolen. Tak hanya Somongari, Jolen terbukti mampu menjadi salah satu icon bagi Kabupaten Purworejo.

“Ini sebagai wadah untuk membina tali silaturrahmi sekaligus ungkapan tepo seliro serta asa syukur. Keselarasan antara manusia dengan alam harus senantiasa dijaga,” ucap Wabup.

Pemkab Purworejo, ujar Yuli, akan terus mendukung dan memberi penghargaam kepada warga Somongari yang terus menjaga tradisi adiluhung ini. Ia juga berharap agar tradisi ini diejawantahkan dalam kehidupan serta dikelola dan kemas secara baik agar mejadi daya tarik wisata unggulan di Purworejo.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!