
MetroTimes (Surabaya) – Pada tanggal 20 Februari 2025, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) menjadi tuan rumah cara Innovative Finance Discussion Series ke-6 dengan tema Islamic Social Finance: How to Protect Our Children yang merupakan kegiatan hasil kolaborasi UNICEF Indonesia, Center for Advanced Resilience & Inclusive Studies (CARE), dan Program Studi S1 Ekonomi Islam FEB UNAIR. Kegiatan yang digelar secara hybrid ini sukses menarik perhatian lebih dari 330 peserta, termasuk 16 instansi dari sektor pemerintah (BAPPEDA, Dinas Pendidikan, DP3APPKB, DP3AK, DJPb, DPRKCPCK), lembaga keuangan (OJK, BI, dan BAZNAS), dan organisasi masyarakat, serta mahasiswa yang aktif dalam sektor keuangan Islam dan keberlanjutan.
Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian acara bulanan yang dimulai pada Agustus 2024, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai pembiayaan inovatif berkelanjutan dan pengintegrasian hak-hak anak dalam mekanisme tersebut. Dalam setiap diskusi, topik-topik terkini seputar keberlanjutan finansial dan kontribusi sektor keuangan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) selalu menjadi sorotan utama.
Pada kesempatan kali ini, para ahli dari berbagai bidang, termasuk Prof. Raditya Sukmana (Pakar Keuangan Sosial Islam dari UNAIR), Dr. HM. Wafiyul Ahdi, M.Pd.I (Wakil Sekretaris NU Jawa Timur), Jhordy Kashoogie Nazar, M.Sc (Asisten Direktur Bank Indonesia Jawa Timur), dan Dr. Sugiyo, M.Pd (Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Jawa Timur) berbagi pandangan mengenai bagaimana zakat, wakaf, dan sedekah dapat menjadi instrument keuangan yang efektif untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh anak-anak, terutama di Jawa Timur.
Meningkatkan Kesejahteraan Anak Melalui Keuangan Sosial
Tema Islamic Social Finance (ISF) pada diskusi ini sangat relevan dengan konteks kekinian, di mana anak-anak sering kali menjadi kelompok yang paling rentang terhadap dampak buruk dari ketidakadilan sosial dan ekonomi. Diskusi kali ini membahas bagaimana keuangan Islam, melalui instrument yang berakar pada prinsip etika, dapat membantu mendistribusikan kesejahteraan secara adil dan melindungi hak-hak anak, sebuah isu yang sangat relevan dengan SDGs.
Prof. Raditya Sukmana menjelaskan bahwa ISF tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi lebih kepada pemberdayaan masyarakat yang termasuk di dalam perlindungan terhadap anak-anak dari kemiskinan, ketidaksetaraan pendidikan, serta akses kesehatan yang terbatas. Di samping itu, program Integrated Sub-Financing Framework (ISFF) yang dikembangkan oleh UNICEF dan UNAIR, juga menjadi sorotan penting untuk menanggulangi kesenjangan yang ada dalam mekanisme pembiayaan yang berfokus pada anak.
Peran Multi-Stakeholder dalam Pembiayaan Inovatif Berkelanjutan
Diskusi ini tidak hanya terbatas pada sektor keuangan, namun juga mencakup peran besar dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, dalam menciptakan solusi pembiayaan berkelanjutan. Dalam sesi panel, para peserta berdiskusi mengenati pentingnya kolaborasi antara kebijakan public dan keuangan sosial Islam untuk mendukung kesejahteraan anak.
Acara ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk saling berbagi pengamalam dan mengeksplorasi brbagai solusi praktis dalam mengatasi isu-isu mendesak yang dihadapi anak-anak, terutama dalam konteks Jawa Timur. Diskusi ini diharapkan menghasilkan rekomendasi yang dapat diterapkan dalam kebijakan daerah dan memperkuat kemitraan lintas sektor dalam upaya mencapai SDGs.
(nald)