MetroTimes (Surabaya) – Universitas Widya Kartika (UWIKA) kembali mengadakan kuliah tamu bertajuk Iman dan Pluralitas melalui program Koridor Ide Batch 10. Diskusi yang diselenggarakan secara daring ini mengupas pentingnya toleransi dalam keberagaman iman, dengan tujuan menciptakan dialog yang mempererat hubungan antarumat beragama.
Acara ini menghadirkan dua narasumber:
1. RD. Timotheus Siga, Pastor Keuskupan Surabaya sekaligus anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
2. Imtihanatul Ma’isyatut Tsalitsah, S.Ud., M.Pd., dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Diskusi dimoderatori oleh Dr. F. Priyo Suprobo, S.T., M.T (GP), Rektor UWIKA yang juga seorang peneliti kebangsaan. Acara ini tidak hanya menjadi momen edukasi tetapi juga refleksi bersama bagi peserta dari berbagai latar belakang.
Membangun Ruang Dialog untuk Harmoni
Dalam pehelasannya, Dr. Priyo menyampaikan bahwa tema ini diangkat karena keprihatinan terhadap minimnya ruang dialog yang memadai di tengah pluralitas bangsa Indonesia. “Pluralitas bukan sekadar perbedaan agama, tetapi juga mencakup kesenjangan sosial, ekonomi, hingga budaya. Melalui dialog, kita dapat menjembatani perbedaan ini,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa iman bukan sekadar soal agama, melainkan keyakinan individu yang tidak boleh dipaksakan kepada orang lain. “Dialog seperti ini membuka jalan untuk mencari kebenaran bersama, bukan sekadar pembenaran masing-masing,” tambahnya.
Pandangan Para Narasumber
RD. Timotheus Siga menyoroti pentingnya cinta kasih sebagai dasar hidup bersama dalam keberagaman. “Manusia diciptakan untuk mengasihi, dan dialog seperti ini adalah cara kita memahami dan menghargai sesama. Pluralitas bukan penghalang, melainkan peluang untuk membangun solidaritas,” ujarnya.
Sementara itu, Imtihanatul Ma’isyatut Tsalitsah menggarisbawahi pentingnya ikhlas dalam menerima perbedaan. “Perbedaan pendapat adalah tantangan untuk mencari kesimpulan bersama yang membawa harmoni. Dalam pluralitas, kita belajar untuk memahami, bukan menghakimi,” jelasnya.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Acara yang berlangsung mulai pukul 18.30 WIB ini berhasil menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat umum. Selain mendapatkan wawasan baru, peserta juga memperoleh e-sertifikat dan SKK (bagi mahasiswa UWIKA).
Dr. Priyo berharap diskusi serupa dapat terus berlanjut dengan melibatkan tokoh lintas agama dan sektor lainnya. “Kami akan mengundang lebih banyak narasumber, termasuk dari bidang usaha, psikologi, dan sosial, untuk memperluas perspektif dan menjangkau lebih banyak elemen masyarakat,” tutupnya.
Dengan kegiatan ini, UWIKA menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor dialog lintas iman yang membangun toleransi di tengah masyarakat Indonesia yang beragam.
(nald)