Metro Times (Purworejo) Komunitas Teater Purworejo (KTP) bakal ikut mewarnai Festival Teater Jawa Tengah 2019 yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah di Auditorium RRI Semarang. Festival berlangsung pada tanggal 24-26 Oktober 2019, sedangkan KTP mendapat giliran tampil pada hari pertama urutan terakhir sekitar pukul 19.00-21.00 WIB.
Sedikitnya 32 awak KTP bertolak dari Gedung Kesenian Purworejo menuju Semarang, Kamis (24/10) siang. Saat tampil nanti, KTP akan mengusung lakon “Nafas Perenungan” karya Haryanto Djee dengan Sutradara Achmad Fajar Chalik alias Jojon yang juga Ketua KTP.
“Ada sekitar 32 orang yang berangkat, tapi yang nanti terlibat dalam permainan, baik itu pemain maupun kru produksi, hanya 15 orang sesuai aturan festival,” kata Jojon.
Jojon menyebut, Festival Teater Jateng diikuti 25 kelompok teater perwakilan 22 Kabupaten/kota se-Jateng yang sebelumnya telah melalui tahap seleksi oleh panitia.
Tidak sekadar berkompetisi, ajang kali ini menjadi titik fokus KTP untuk meningkatkan kapasitas anggota serta memberdayakan potensi-potensi seni Purworejo.
Hal itu diwujudkan dengan pelibatan seikitnya 5 pemain cilik lintas disiplin seni. Mereka yang masih duduk di bangku SD akan berkolaborasi dengan para aktor dan aktris lintas generasi KTP.
“Hal ini bukan tanpa sebab, karena kita harus menyadari bahwa potensi-potensi hebat itu membutuhkan ruang aktualisasi diri. Bukan tidak mungkin 20 atau 30 tahun lagi, satu di antara mereka akan menjadi pemimpin di tingkat lokal maupun nasional, Maka, penting bagi mereka untuk erat dengan dunia seni agar terasah mata batinnya,” bebernya.
“Festival adalah sarana, menjadi bersaudara yang utama. Nikmati permainan, kita sedang berpakansi, jadi bermainlah semain-mainnya main,” imbuh Jojon menandaskan.
Lebih lanjut Jojon optimistis KTP mampu tampil maksimal melalui naskah Nafas Perenungan. Terlebih, lakon absurd yang pernah menyabet predikat penyaji terbaik Festival Teater di Kebumen pada 2010 itu tidak hanya menarik pada visual pemanggungannya, melainkan juga sarat amanat dan relevan zaman.
“Naskah yang kita usung ini edukatif, menceritakan tentang perjalanan hidup seorang seniman. Jatuh-bangunnya, roboh dan bangkitnya, juga tentang perjalanan si seniman bercengkerama dengan Tuhan dan alam semesta. Melalui naskah ini, penonton akan diajak kembali menggali nilai-nilai fitrahnya sebagai seorang manusia: kemanusiaan, cinta kasih, dan keikhlasan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Purworejo, Dion Agasi Setyabudi,yang juga turut memberikan dukungan kepada KTP dalam festival kali ini menyebut bahwa mempertahankan eksistensi sebuah pagelaran seni teater di Kabupaten Purworejo bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi di era perkembangan teknologi saat ini, banyak rintangan dan kurangnya partisipasi masyarakat menjadi kendala yang menguras pikiran dan tenaga.
“Saya mengapresiasi pengorbanan teman-teman KTP. Tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan, tanpa kerja keras, perjuangan dan komimen. Semoga terus termotivasi untuk mengantarkan seni teater tetap eksis di kabupaten Purworejo,” tegasnya. (dnl)