- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya) – Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) merupakan salah satu hari penting di Indonesia yang diperingati sebagai wujud kepedulian dan penghargaan terhadap orang lanjut usia. Para lansia adalah pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa kepada generasi sesudahnya.

Hal tersebut yang kemudian menggerakkan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Peringatan Hari Lansia pada Mei 2019, di Omah Kayu Fatma Foundation, Jalan Gayungsari Timur 17 Komplek AD Surabaya

Sebagai Ketua Umum BKOW Provinsi Jawa Timur Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf saat diwawancara usai Peringatan Hari Lansia Tahun 2019 menjelaskan secara rinci bahwa Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan oleh Presiden Soeharto di Semarang pada 29 Mei 1996. Pencanangan ini untuk menghormati jasa Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat yang diusia lanjutnya (86 tahun) memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). “Ini mengandung makna bahwa semua orang diberbagai usia tetap memiliki peran dan dukungan yang sama untuk memajukan bangsa Indonesia,” tutur Fatma.

ads

Peringatan HLUN bertujuan untuk melembagakan nilai-nilai sosial masyarakat, meningkatkan kesadaran lanjut usia, generasi penerus, keluarga, dan masyarakat tentang pentingnya berbangsa dan bernegara. “HLUN juga bertujuan untuk mendorong motivasi individu, keluarga, masyarakat dan dunia usaha untuk meningkatkan kesejahteraan lanjut usia serta meningkatkan kerjasama lintas sektor dari pusat sampai daerah,” kata pendiri Fatma Foundation ini.

Penyelenggaraan HLUN bertema ‘Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat’ digelar sebagai ajang silaturahim antar lansia atau pra lansia sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap lansia, sebagai sarana menambah pengetahuan dan wawasan dalam rangka pencegahan penyakit pada lansia. Selain itu, sebagai upaya mewujudkan lansia tangguh dan sebagai salah satu upaya mensosialisasikan dimensi lingkungan untuk mendukung terwujudnya lingkungan yang ramah lansia.

Fatma mengatakan, sebagai penduduk senior, para lansia memiliki kebijakan, kearifan serta pengalaman berharga yang dapat dijadikan teladan bagi generasi penerus dalam menentukan arah kehidupan pembangunan nasional di masa mendatang. Disamping itu, kepada generasi muda dapat ditunjukkan bahwa menjadi lanjut usia bisa menjadi tangguh dengan tetap sehat dan aktif baik secara fisik, mental maupun sosial.

“Karenanya penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita pasti akan tua, sehingga perlu berupaya menghadirkan dunia yang layak bagi semua lansia. Dengan kematangan pola hidup dan pikirnya, para lansia merupakan penjaga nilai yang menjadi tuntunan hidup antar generasi. Lansia juga memiliki peran sebagai penyangga pembangunan dan bukan beban pembangunan,” ujar Fatma.

Buat sebagian orang, lanjut Fatma, usia lansia itu disebut momok, tetapi mari kita yakini bahwa lansia itu sebuah keniscayaan. Bahwa setiap masa ada orangnya begitu pula setiap orang ada masanya. Lansia dan generasi muda merupakan bagian dari konsep bergerak bersama untuk memajukan bangsa dan negara menjadi semakin hebat. Mereka pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

“Dari sisi lansia, pasti lebih matang secara usia, sedangkan dari sisi pengalaman Insyaa Allah lebih kaya. Sebaliknya, generasi milenial pasti memiliki kelebihan khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi. Karenanya, kedua potensi ini harus bersinergi untuk menjawab tantangan ke depan. Yang utama adalah semuanya sama-sama berbahagia dan bersemangat. Karenanya, saya mengharapkan kepada para lansia untuk tak lantas putus asa atas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki,” urainya.

Istri mantan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf ini menyebutkan usia lanjut tidak bisa menghalangi seseorang untuk tetap produktif. “Lansia produktif adalah lansia yang tidak berpangku tangan, kita bisa kalau mencari kesibukan. Banyak tempat yang bisa menampung lansia-lansia dimana mereka seharusnya mau berkiprah di masyarakat,” tutur Fatma.

Salah satu nama lansia produktif yang disebut Fatma adalah Ny. Hartini Mochtar yang berusia 89 tahun tetapi masih aktif sebagai pengurus BKOW Prov. Jatim dan menjabat sebagai Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Surabaya. Selain itu, Ny. Novi Ciptiani Syifa seorang pengusaha yang berusia 83 tahun tapi masih mampu berkarya, mengelola Hotel Fatma Jombang dan memimpin pesantren Darus Syifa untuk kaum Lansia yang masih membutuhkan bimbingan rohani. Ny. Novi Ciptiani Syifa merupakan ibu dari Fatma yang sosoknya selalu menjadi sumber inspirasi.

Sebagai rasa hormat atas pengabdian serta kearifan yang telah diberikan para lansia kepada keluarga dan masyarakat, BKOW pun mengemas kegiatan Hari Lansia penuh suka cita dan riang gembira. Sebanyak 100 orang lansia yang hadir diajak bernyanyi dan menari.

Para lansia yang hadir mengaku sangat senang karena di usia yang sudah lanjut ini mereka jarang mendapatkan kesempatan untuk bergembira ria, mengingat anak cucunya tidak semua tinggal di kota yang sama. Disamping kegembiraan, mereka pulang mendapatkan berbagai bingkisan bahkan uang saku. Selamat hari Lansia.(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!