Demo, Ratusan Warga Blokade Jalan Masuk TPA Sampah Pagergunung

0
668
- iklan atas berita -

 

Metro Times (Kendal) Bau dan asap mengganggu warga, ratusan warga desa Pagergunung Kecamatan Pageruyung Kendal, memblokir jalan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Selain itu, warga juga merasakan banyaknya tikus yang masuk ke pemukiman warga, menyerang ternak ayam mereka, akibat pembakaran sampah TPA Pagergunung.

 

Tak ada realisasi atau respon cepat dari pemerintah, ratusan warga Desa Pagergunung geram dan menggelar aksi demo di TPA Pagergunung, senin (23/9/2019) pagi. Hal ini dilakukan terkait imbas polusi udara serta bau sampah yang ada di TPA Sampah Desa Pagergunung.

 

ads

Dalam orasinya sembari menggelar berbagai spanduk bertuliskan berbagai tuntutan, warga menuntut dan meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) menutup TPA.

 

Dalam orasinya Sigit Hertanto mengatakan, sampah yang ada di TPA Pagergunung menyebabkan polusi hingga puluhan tahun, namun dari pemerintah daerah setempat tidak ada upaya pencegahan serta upaya lain untuk menindaklanjuti kondisi tersebut.

 

“Kami meminta agar pemerintah segera menutup TPA ini,” serunya saat orasi.

 

Dinas terkait yang datang ke lokasi, langsung berkoordinasi dengan Bupati Kendal Mirna Annisa bahwa lokasi tersebut mulai hari ini akan di tutup dan akan di lakukan pengurugan menggunakan tanah urug.

 

Warga merasa senang mendengar kabar TPA akan di tutup, bahkan warga sampai rela menunggu kedatangan tanah urug yang akan di tumpahkan di atas timbunan sampah.

 

Sebagai bentuk konsekwensi, Bupati Kendal langsung memerintahkan bawahannya untuk mengirim puluhan truk tanah urug.

 

Salah satu warga setempat, Siti Rodiah meminta agar pemerintah memperhatikan keluhan rakyat terkait dampak TPA, sebab di sana ada sekolah dan pemukiman sehingga bau, asap pekat akibat pembakaran sampah sangat mengganggu warga.

 

“Kurang lebih sudah limabelas tahun warga sekitar setiap musim kemarau dan penghujan polusi asap dan bau sampah dari TPA Pagergunung menyelimuti lingkungan warga. Tak hanya di permukiman warga saja, tapi di tempat pendidikan sekolah anak didik juga terganggu,” tutur Siti Rodiah.

 

Dengan ditutupnya TPA, ia berharap semoga pemerintah mencari lokasi yang jauh dari pemukiman warga, sehingga tidak akan menimbulkan suatu masalah lagi.(Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!