- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk memperkuat persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathaniyah. Hal ini penting dilakukan untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih mandiri.

“Hari ini persaudaraan kebangsaan sedang membutuhkan energi kita semua untuk menyatukan seluruh perbedaan yang mungkin sempat muncul pada proses demokrasi kemarin,” ungkap Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim pada acara Silaturrahim Syawal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur di Aula Ponpes Sabilurrosyidin, Jl. Gayungan VII/11 Surabaya, Sabtu(26/06) sore.

Khofifah menjelaskan, selain penguatan persaudaraan kebangsaan juga dibutuhkan penguatan persaudaraan antar sesama warga bangsa atau ukhuwah insaniyah. Disamping itu, pada saat yang sama juga dibutuhkan penguatan persaudaraan antara sesama umat muslim atau ukhuwah islamiyah.

“Muhasabah besar yang harus kita lakukan yakni menguatkan, mensinergikan dan membangun kembali penguatan. Sehingga baik ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah islamiyah bisa terus dilakukan revitalisasi,” terangnya.

ads

Menurutnya, format-format silaturahim seperti buka bersama selama Ramadhan serta halal-bihalal merupakan momentum yang tepat untuk membangun persaudaraaan. Persaudaraan ini mencakup persaudaraan kebangsaan, persaudaraan sesama umat manusia, maupun sesama umat muslim.

“Lewat forum silaturahim seperti ini menunjukkan tekad dan niat kita bahwa kita tidak mudah diadu domba oleh banyak alasan. Apalagi, bangsa kita bangsa yang besar dengan berbagai suku, agama dan bahasa,” tegas gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Orang pertama di Jatim ini juga mengajak, agar seluruh masyarakat Jatim untuk terus bersyukur karena tinggal di Indonesia. Dimana, kedamaian, keamananan dan ketenangan bisa selalu dijaga meski terdapat banyak perbedaan. Dicontohkan, suku Rohingnya di Myanmar yang mayoritas muslim diusir dari negaranya.

“Di Palestina misalnya disana hanya terdiri dari dua partai namun pertikaian juga tak kunjung selesai,” ujarnya sembari mengimbuhkan konflik yang sama juga terjadi di Afghanistan dimana warganya sampai terus menghadapi suasana tidak tenang karena peperangan yang terus berlanjut.

Lebih lanjut disampaikan, berbagai kejadian yang menimpa saudara sesama muslim tersebut menunjukkan bahwa konflik berkepanjangan akan mengakibatkan kesengsaraan khususnya rakyat. Oleh sebab itu, format ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah islamiyah harus bisa di break down ke semua unit kelembagaan.

“Saya sangat berharap penguatan persaudaraan ini bisa memberi multiplier effect di keluarga besar LDII, Muhammadiyah, NU maupun di lingkungan instansi kita masing-masing,” pungkas Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat Menteri Sosial  pada Kabinet Kerja.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Prov. Jatim H. M Amien Adhy mengatakan, forum silaturahim tersebut mampu menyatukan semua pihak meski berbeda agama dan golongan. Selain itu, melalu forum tersebut merupakan perwujudan nilai-nilai kemanusiaan sebagai jati diri bangsa.

H. M Amien Adhy mengutarakan, kita mendengar tentang agama dan kemanusiaan, mana yang harus didahulukan ?. Profesor Quraish Shihab seringkali menggambarkan, Ketika saya hanya punya segayung air untuk berwudhu, padahal di dekat saya ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan. Apa kira-kira yang harus kita lakukan ? Apabila kita melakukan kemanusiaan lebih dulu daripada agama, maka sesungguhnya dia telah menjadi manusia seutuhnya, karena dimana didalam perilaku kemanusiaan itu mengandung nilai-nilai ajaran agamanya.

“Seberapa besar kewajiban manusia untuk menjalankan agamanya ? Sesungguhnya tergantung pada seberapa besar Manusia membutuhkan agama untuk menjadi manusia yang seutuhnya, dan yang memanusiakan manusia,” tuturnya.

Manusia yang mulia akhlaknya Karena sesungguhnya pembentukan akhlak merupakan dimensi Puncak terpenting dari kesempurnaan manusia.

“Apa yang menyatukan kita di ruangan ini ? Apakah karena Agama apakah karena suku ataukah karena strata sosial ? Saya kira kita semua sepakat bahwa yang menyatukan kita di dalam ruangan ini adalah karena kita yang menjunjung tinggi silaturrohim sebagai perwujudan nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.

“Jangan sampai jati diri bangsa kita yang sudah terbangun ini mengkristal baik karena kepentingan golongan maupun agama. Apalagi, Islam merupakan agama yang mengajarkan persaudaraan dan kasih sayang,” terangnya.

Ketua DPW LDII Jatim menyampaikan kepada Gubernur Khofifah, bahwa hasil Rakernas LDII 2019 yang di usulkan DPW LDII Jatim yaitu program kerjanya pada 8 (delapan) bidang yang antara lain :
1. Bidang keagamaan fokus dalam membentuk manusia yang profesional religius serta aktif mensosialisasikan dakwah yaitu dakwah yang menyejukkan.
2. Bidang penguatan wawasan kebangsaan nasional Pancasila yang dihadiri oleh Jenderal purnawirawan Moeldoko selaku kepala staf kepresidenan Republik Indonesia.
3. Bidang ekonomi syariah berkomitmen untuk penguatan ekonomi kerakyatan dengan mempelopori pendirian koperasi Syariah dan usaha bersama di seluruh Jawa Timur sudah ada 245 toko yang berbasis masjid yang berbentuk usaha bersama dan sudah kerjasama dengan Transmart.
4. Bidang pendidikan, DPRD Jatim berkomitmen mendirikan sekolah-sekolah yang mendukung terciptanya generasi yang memiliki Tri Sukses yakni memiliki pemahaman agama yang kuat memiliki akhlakul karimah dan kemandirian.
5. Bidang teknologi digital menyambung era industri 4.0 di Jatim juga telah menciptakan Syariah sebagai transaksi online bagi laporan konsolidasi online dan pelatihan jurnalistik untuk penguatan website dan media online Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
6. Bidang kesehatan, LDII Jawa Timur mendorong warga masyarakat untuk memanfaatkan obat-obatan herbal sebagai alternatif pengobatan.
7. Bidang energi Terbarukan, LDII Jawa Timur berkomitmen mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggunakan energi terbarukan salah satunya membangun pembangkit listrik tenaga surya di pondok pesantren Wali Barokah Kediri dan Agro Wisata Kebun Teh.
8. Bidang pangan, LDII Jawa Timur mendorong para petani menggunakan teknologi tepat guna pertanian dan bibit unggul di beberapa Pesantren LDII. Air wudhu digunakan untuk memelihara lele dan menyiram tanaman pangan secara langsung.

Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain seluruh pengurus DPD LDII kab/kota se Jatim, pengurus pleno LDII Prov. Jatim, pengurus Muhammadiyah, serta beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!