- iklan atas berita -

Metro Times (Magelang) Mendekati satu tahun sudah masa pandemi covid-19 merebak di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Magelang, belum juga ada tanda-tanda akan usai. Kondisi ini berdampak besar bagi seluruh aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Pengendalian bagi dunia pendidikan dalam meminimalkan penyebaran virus covid-19 adalah dengan menerapkan sistem belajar dari rumah (PDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui dalam jaringan (daring).

Dengan pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah. Baik yang dihadapi oleh siswa seperti ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran daring, kurangnya kesadaran dalam mengumpulkan tugas, manajemen waktu dalam kegiatan belajar di rumah, motivasi belajar yang mulai berkurang, dan mengalami kejenuhan dalam pembelajaran daring.

Masalah tersebut semakin berat ketika siswa bersikap acuh. Siswa sulit dihubungi. Mereka tidak merespon dengan baik meski wali kelas, guru mata pelajaran, maupun guru BK, sudah mengingatkannya.

Masalah tersebut juga dialami oleh semua jenjang kelas di SMP Negeri 1 Srumbung. Kepala Sekolah SMPN 1 Srumbung, Nurhadi, S.Pd., M.Pd, menginstruksikan agar para guru melakukan terobosan untuk pendekatan kepada siswa-siswa, sehingga guru bisa mengetahui keadaan siswa yang sebenarnya.

Nanin Sri Riyandiningsih, S.Pd, salah satu Guru BK SMP Negeri 1 Srumbung merespon apa yang menjadi instruksi kepala sekolah. Nanin berpandangan pembelajaran di masa pandemi saat ini harus ditangani secara khusus, terkait tugas pembelajaran yang dilakukan secara daring. Berbagai kendala dialami oleh siswa, sehingga siswa tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara daring, khususnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

ads

Sebagai guru BK, Nanin bekerja sama dengan wali kelas dalam memantau dan mengawasi anak didiknya. Selain belajar melalui daring, SMP N 1 Srumbung juga menerapkan dengan pembelajaran secara luring.

Berdasar data dari guru mapel terdapat beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Bersama wali kelas, Nanin melakukan home visit kepada siswa-siswa yang mengalami kendala. Hal itu dilakukan karena komunikasi dengan orang tua yang tidak secara langsung melalui telepon/ WA juga tidak mengalami perkembangan yang baik secara signifikan.

Dari home visit, diperoleh alasan yang menjadi kendala dalam pembelajaran secara daring. Ketersediaan paket data / kuota bagi siswa yang tidak mampu menjadi salah satu sebab terhambatnya pembelajaran secara daring. Belum lagi masalah signal internet yang tidak sepenuhnya bagus. Mengingat hampir 90 persen siswa SMP N 1 Srumbung adalah penduduk Srumbung yang merupakan wilayah dataran tinggi / pegunungan.

Hal inilah yang menjadi alasan guru BK melakukan home visit / kunjungan rumah secara rutin ke siswa yang terindikasi mengalami masalah dalam pembelajaran daring. Tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Home visit / kunjungan rumah perlu dilakukan oleh guru BK, karena home visit termasuk salah satu dalam strategi pelayanan responsif.

Slamet Fitriyani, siswi kelas VIII G yang tinggal di Dusun Mranggensari Desa Mranggen Kecamatan Srumbung adalah salah satu siswi yang mengalami kendala dalam pembelajaran secara daring. Kesulitan signal menjadi salah satu hambatan dalam menerima dan mengumpulkan tugas secara daring. Oleh guru BK, Fitri diminta mengerjakan tugas secara luring, dengan catatan tugas diambil dan dikumpulkan oleh orang tua, sesuai dengan ketentuan dari sekolah.

Menurut Nanin, pelayanan responsif yang diberikan kepada siswa merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses penyelesaian tugas-tugas pembelajaran. Akhirnya, siswa mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas pembelajaran secara daring.

“Pelayanan secara responsif ini akan kami berikan secara terus menerus kepada siswa yang mengalami hambatan,” ujar Nanin saat berkunjung ke rumah Fitriyani, Sabtu (27/02).

Selain itu, home visit juga merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling oleh guru BK dengan mengunjungi orang tua atau tempat tinggal siswa.

Masih menurut Nanin, home visit yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa. Sehingga ada solusi bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring dan bisa mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu.

Dengan layanan bimbingan dan konseling melalui home visit ini, guru BK diharapkan menjalin kerjasama yang baik. Termasuk dengan orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Guru juga mampu mengetahui kendala yang dialami oleh siswa serta memahami permasalahan siswa secara tepat. Sehingga masalah siswa dapat terentaskan dengan baik. Siswa juga lebih meningkatkan pemahaman diri untuk lebih bertanggung jawab dan lebih mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran daring. (rif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!