- iklan atas berita -

 “Jika diterapkan terburu-buru dan tidak hati-hati, serangan virus corona kedua akan menyasar Anak sekolah”

METROTIMES, JAKARTA – Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KomnasPA) mengajak semua komponen bangsa, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara menjalankan “the new normal” di sektor pendidikan dengan pendekatan berdamai dengan corona menggunakan strategi mendisiplinkan diri untuk senatiasa taat pada Protokol Kesehatan Percepatan Penanganan Covid-19.

Kebijakan Tatanan Normal Baru untuk memulihkan sektor ekonomi, jasa dan transportasi harus mendapat dukungan semua komponen bangsa namun tidak untuk “the new normal” disektor pendidikan jika dilakukan terburu-buru, ketidakhatihatian dan tidak dilakukan dengan cara bertahap serta memastikan bahwa kurva virus corona berangsur-angsur menurun dan dipastikan pula secara perlahan berlalu di Indonesia.

Oleh sebab itu, untuk menjalankan tatanan norma baru dalam sektor pendidikan secara optimal bangsa Indonesia harus berani berdamai dengan corona dan memastikan bahwa komunitas anak usia sekolah dasar dan menengah mendapat perlindungan yang maksimal dari serangan virus corona, Komnas Perlindungan Anak bersama mitra kerjanya Lembaga Perlindungan Anak (LPA) se Nusantara meminta agar jangan membuka sekolah secara luas dan terbuka, serta terburu-buru tanpa mendapat jaminan bahwa lingkungan sekolah negeri dan swasta di Indonesia steril dari Covid -19.

Komnas Perlindungan Anak sebagai lembaga perlindungan anak independen di Indonesia yang diberikan tugas dan fungsi memberikan pembelaan dan perlindungan anak di Indonesia bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di Seluruh Nusantara meminta dan mengusulkan kepada Menteri Pendidikan Nasional untuk pelaksanaan Anak kembali ke sekolah agar dijalankan demi kepentingan terbaik anak (the best interest of the child) dengan menggunakan pendekatan berdamai dengan virus corono dalam menjalankan aktivitas anak Indonesia kembali kesekolah (back to school) dengan tatanan norma baru menggunakan strategi baru kembali ke sekolah dengan tahapan yang terukur, demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Selasa (2/6).

Langkah strategis dan bertahap yang harus dilakukan selama berdamai dengan corona sebagai bagian menjalankan norma baru di sektor pendidikan dapat dilakukan secara bertahap.

ads

Untuk dua minggu permulaan diberlakukan untuk anak usia sekolah menengah atas setingkat SMA dengan syarat yang pertama : disiplin terhadap Protokol Kesehatan Covid -19, Kedua, jam belajar dan mengajar dikurangi. Dari 8 jam sehari menjadi 4 jam, kemudian diatur kelas mana yang mengikuti jam belajar pagi, siang dan sore.

Kemudian yang ketiga, agar kebijakan protokol Kesehatan Covid-19 dapat berjalan selama kembali belajar di sekolah mengurangi jumlah peserta didik yang semula 36-40 orang dalam satu kelas dibagi dua menjadi dua kelas sehingga satu meja untuk satu orang peserta didik, kemudian jam belajarnya juga bisa dibagi menjadi jam belajar atau kelas pagi untuk kelas A dan kelas B untuk siang hari dan kelas C untuk sore hari demikian seterusnya. Namun konsekuensinya berdampak menambah sumberdaya guru yang profesional.

Strategi keempat untuk menjalankan normal baru “back to school”, sekolah atas dukungan dana Bantuan Opetasional Sekolah (BOS) wajib menyediakan APD, misalnya menyediakan masker cuma-cuma yang digunakan peserta didik sekali pemakaian, menyediakan alat pengukur temperatur badan, hand sanitazer, disinfektan dan APD bentuk lainnya.

Jika tahapan untuk kelas menengah atas sudah berjalan kemudian dilakukan untuk anak-anak usia sekolah menengah pertama dengan menggunakan strategi serupa setelah mendapat evaluasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar untuk tingkat Sekolah Menengah Atas.

Dan seterusnya program “back to school” bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD) dan dilanjut dengan anak peserta didik tingkat PAUD dan TK dengan penuh extra pengawasan dan perlindungan anak. Karena anak-anak tingkat PAUD, Taman Kanak-kanak (TK) hingga usia SD tidak paham akan bahaya Virus Corona yang mengancam dirinya.

Karena dunia anak setingkat PAUD dan SD dunianya adalah bermain, dan mengimitasi lingkungan sosialnya dimana anak berada. Inilah yang disebut strategi berdamai dengan corona dalam menjalan tatanan normal baru dalam sektor pendidikan.

Walaupun kita sadari bahwa selama diberlakukan anak belajar dari rumah saja, anak dalam situasi bosan, cemas dan sudah rindu ingin bermain dan berinteraksi dengan sesamanya dilingkungan sekolah.

Dan selama proses tahapan belajar di rumah saja dan back to school sebagai konsekuensi berdamai dengan corona, pemerintah harus hadir untuk segala biaya yang ditimbulkannya dan di integrasikan dengan dana BOS dengan strategi by name by address dengan kata lain tepat sasarannya.

Disamping itu, pemerintah juga harus mempersiapkan sumberdaya guru yang memadai untuk memfasilitasi sekolah online. Konsekuensinya para guru harus meningkatkan pengetahuannya menguasai technologi, demikian disampaikan Arist dalam keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut Arist mengajak semua pihak apapun latarbelakang, status dan pekerjaan kita, ayo kita menggunakan pendekatan berdamai dengan Covid 19 sebagai strategi perang untuk menyudahi keberadaannya Indonesia sehingga anak terbebas dari belenggu corona.

Mari kita lawan bersama Covid-19 dengan menggunakan strategi pendekatan melaksanakan tatanan normal baru “The new normal” di sektor pendidikan dan patuh serta menanamkan disiplin menjalan Protokol Kesehatan Percepatan Penanganan Covid-19.

Menanamkan budaya Hidup bersih dengan terus menerus mengajarkan anak mencuci tangan di lingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan sosial anak, mengajarkan agar menjaga jarak, serta menggunakan masker adalah kebiasaan yang harus ditanamkan selama anak bertumbuh dan berkembang.

Jika kita terburu-buru dan tidak berhati-hati dalam menjalankan kebijakan tatanan normal baru disektor pendidikan, maka serangan kedua virus corona dimungkinan akan menyasar anak-anak kita usia sekolah.

Kalau ini terjadi dan anak tidak terlindungi dari bahaya virus corona maka kita akan menyesal sepanjang zaman.

Oleh karenanya ayo kita selamatkan anak Indonesia dari serangan covid 19. #Anak Indonesia Tangguh melawan Covid 19.(RLS/RED-MTN))

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!