- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Jembatan gantung yang dibangun menghubungkan Desa Popongan Kecamatan Banyuurip dan Desa Semawung Kecamatan Purworejo mulai tersambung pada Senin (26/4). Jembatan sepanjang 70 meter itu tinggal di-finishing dan akan segera difungsikan sebagai akses masyarakat dua desa.

Jembatan tersebut dibangun di Dusun Jatisalam Semawung dan Karangjati Popongan. Rangka dan baja jembatan merupakan bantuan dari filantropis Swiss, Tonni Ruttiman. Sementara warga berswadaya membangun fondasi dan akses jalan.

Kepala Desa Popongan, Miftachuzzaman, menyebut, jembatan itu merupakan impian warga dua desa.

“Kami memang berharap ada jembatan, selama ini akses sangar terbatas, hanya menggunakan rakit bambu untuk menyeberangi sungai,” sebutnya.

Pemerintah desa berkoordinasi dengan fasilitator jembatan gantung Tonni Ruttiman di Jawa Tengah. Kebetulan, ia adalah warga Purworejo.

ads

Rencana itu ditindaklanjuti dengan survei lapangan dan kesepakatan bersama. Tonni siap memfasilitasi badan jembatan meliputi tiang baja, seling baja, rangka lantai dan bordes. Sementara masyarakat bertanggung jawab membangun fondasi, menyiapkan transportasi mengangkut material jembatan, dan kerja bakti.

Semula, jembatan gantung akan dibangun sepanjang 100 meter. Namun, karena ketersediaan bahan tersisa untuk 70 meter, maka badan jembatan diperpendek.

“Diperpendek 30 meter di sisi Desa Semawung. Proses pembangunan dimulai sekitar lima bulan lalu, sekarang tahap finishing dan sudah selesai,” jelasnya.

Keberadaan jembatan semakin mendekatkan warga dua Desa. Penduduk Semawung yang memiliki ladang atau sawah di Popongan, tidak lagi kesulitan melintas, khususnya saat sungai banjir.

Warga Semawung, Priyanto menuturkan, sebelum ada jembatan petani Semawung harus memutar lebih dari lima kilometer untuk menuju sawah mereka di Popongan jika sungai banjir. Akses paling dekat adalah lewat jembatan gantung Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip.

Proyanto juga mengaku memiliki banyak saudara di Popongan. Namun, mereka jarang dikunjungi lantaran sulitnya akses.

“Apalagi setelah pandemi, saya sudah dua tahun tidak ketemu saudara di Popongan. Sekarang sudah ada jembatan gantung, mau setiap hari juga tidak masalah,” tuturnya.

Sementara itu, fasilitator jembatan gantung Tonni Ruttiman, Yogo Triyanto Rudito, mengungkapkan bahwa Tonni memiliki misi untuk memudahkan akses warga di berbagai negara dunia dengan membangunkan jembatan gantung. Sejumlah negara wilayah Asia dan Amerika Latin, telah menerima bantuan jembatan dari Tonni Ruttimann.

Adapun jembatan di Popongan merupakan bantuan ke-15 Tonni Ruttimmann di Purworejo. Setelah akses itu, lanjutnya, Tonni berencana membantu pembangunan jembatan gantung di wilayah Banyuasin Kecamatan Loano.

“Kami akan terus memfasilitasi pembangunan akses di berbagai wilayah Jawa Tengah, khususnya Purworejo. Paling penting, swadaya masyarakat harus ada, sehingga mereka kelak akan merasa memiliki dan mau merawat jembatan itu,” ungkapnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!