- iklan atas berita -

Metro Times (Surabaya) – Ratusan pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Sederajat Se-Kota Surabaya beramai-ramai melestarikan kebudayaan Jawa melalui Festival Tembang Dolanan 2018. Kegiatan tahunan yang diadakan Musyawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa Kota Surabaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya patut diapresiasi karena menjadi salah satu bentuk konkret dalam melestarikan kebudayaan Jawa, terlebih saat mulai maraknya nilai-nilai budaya asing yang masuk di Indonesia.

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sri Sulistiani, M.Pd., mengungkapkan tembang dolanan dicipta selain untuk hiburan juga ada nilai yang ditanamkan, jadi ada tontonan dan tuntunan (saling menghormati, tolong menolong, tanggung jawab, beribadah dll). Selain itu kota Surabaya sebagai kota metropolis dan multikuktur juga heterogen.

“Saya sangat setuju terhadap kegiatan ini karena kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pemertahanan dan pelestarian budaya lokal yang menjadi penguat budaya bangsa, sekaligus pembangunan karakter. Kegiatan ini bisa menjadi kebanggan Kota Surabaya karena sebagai bentuk sarana pelestarian seni tradisional sekaligus pelestarian kebudayaan Jawa,” tuturnya, Sabtu (03/11).

Sri Sulistiani mengapresiasi atas usaha dan niat baik dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya beserta Pengurus MGMP Bahasa Jawa Kota Surabaya karena berinisiatif untuk melestarikan kebudayaan Jawa melalui tembang dolanan. Lagu dolanan anak mengandung ajaran tentang perilaku luhur yang dikemas dalam bentuk tembang ataupun dikombinasikan ke dalam permainan.

ads

“Pada saat anak melagukan ataupun memainkan permainan dengan lagu dolanan tersebut maka anak tanpa rasa tertekan dapat mengadopsi berbagai ajaran tersebut. Jika ajaran-ajaran tersebut sudah teradopsi maka perilaku anakpun lambat laun terbentuk tanpa tekanan ataupun paksaan. Suasana yang menyenangkan dalam permainan mendukung proses adopsi ajaran-ajaran luhur dalam budaya Jawa dalam diri anak,” tuturnya.

Guru Bahasa Jawa SMPN 34 Surabaya, Ria Mahmudah, S.Pd., mengungkapkan budaya Jawa pada masa sekarang sudah banyak mengalami pergeseran akibat adanya arus globalisasi. Masyarakat khususnya generasi muda banyak yang menilai bahwa tatanan kehidupan dalam budaya Jawa dinilai sudah kuno tidak modern. Lebih lanjut lagi, nilai-nilai luhur tersebut banyak yang sudah tidak dipahami atau tidak dimiliki lagi oleh para generasi muda.

“Nilai-nilai luhur tersebut salah satunya terdapat dalam lagu dolanan. Adanya krisis nilai-nilai luhur pada masa sekarang, merupakan salah satu hal yang mendorong untuk membahas pelestarian budaya melalui lagu dolanan dalam masyarakat Jawa,” ungkapnya.(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!