- iklan atas berita -

Metrotimes (Purworejo) Pohon Gaharu merupakan salah satu kayu termahal di dunia. Tak banyak orang mengetahui keistimewaan pohon gaharu yang dipercaya mempunyai banyak manfaat. Harga kayu yang mahal di pasaran dan banyak dicari itu, menjadi salah satu alasan seorang lurah di Purworejo, Jawa Tengah untuk membudidayakannya.

Sebanyak 170 batang pohon gaharu ditanam oleh Satoto Sri Margiyono (54), lurah Desa Kaligesing, tepatnya di Dusun Daleman RT 03/ RW 01, Desa Kaligesing, Kecamatan Kutoarjo. Pohon yang ditanam di pekarangan rumahnya itu awalnya berjumlah sekitar 400 batang, namun lebih dari setengahnya telah mati karena salah perawatan.

Satoto sendiri mulai menanam pohon sejak 15 tahun yang  lalu di lahan sekitar rumahnya. Berbagai manfaat pun ia beberkan kepada metrotimes ketika ditemui di rumahnya pada jumat (2/3/18). sekitar pukul 10.00 wib.

“Pohon ini dipercaya memang dulunya dari surga, bahkan orang-orang arab sangat mempercayai itu. Dulu saya punya sekitar 400 batang, namun sekarang tinggal 170 batang. Manfaatnya juga banyak mulai dari daun hingga batangnya, bisa untuk teh kesehatan hingga menyembuhkan berbagai macama penyakit, ada sekitar 10 jenis penyakit yang bisa membantu penyembuhannya dengan menggunakan gaharu” katanya.

ads

Selain itu, daun gaharu bisa dijadikan sebagai minyak wangi dan batangnya juga bisa digunakan sebagai pengharum ruangan atau untuk terapi kesehatan dan berbagai manfaat lainnya. Harga daun basah dari pohon itu sekitar Rp 40.000/kg. Sedangkan batang gaharu super kelas satu harganya bisa mencapai puluhan juta per kilogramnya.

“Minyak wangi dari sulingan daun itu harganya sangat mahal untuk per mili liternya. Batang yang super harganya sekitar puluhan jutaan per kilogramnya, sementara minyaknya yang kelas super, per 1 cc nya Rp 1.200.000” lanjutnya.

Satoto menuturkan bahwa ada beberapa jenis dari pohon gaharu, namun dirinya hanya memiliki jenis Malaccensis dan Gyrinops yang merupakam kelas terbaik dan menengah. Kayu termahal di dunia ini sangat diminati oleh negara-negara di Timur Tengah.

“Untuk pasarannya saya ekspor ke luar, terutama ke negara-negara Timur Tengah karena di sana banyak diminati, kalau di Indonesia sendiri malah kurang diminati,” jelasnya.

Dikatakannya, pohon ini baru bisa dipanen pada usia minimal 8 tahun. Dari 170 batang pohon gaharu usia 15 tahun yang ia miliki, ada sekitar 104 batang yang siap panen. sedangkan apa bila ada masyarakat yang berniat ingin mencoba untuk membudidayakan, saya juga menyediakan bibit-bibitnya.

Menurut Satoto, cara penanaman pohon gaharu ini sebenarnya gampang dan mudah tumbuh, tetapi yang susah itu adalah perawatannya yang sangat rumit dan memakan biaya yang cukup mahal. untuk suntikan ‘IN=OKULASI” atau suntikan jamur yang akan menghasilkan gaharu, per suntikan sekitar Rp 5.00.000. Tegasnya.

“Kalau borongan dari 104 pohon siap panen itu saya minta 5 Milyar, kemarin ada dua orang yang nawar 3 Milyar tapi belum saya lepas,” ungkap Satoto. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!