- iklan atas berita -

Metro Times (Semarang) Media internet atau media sosial (Medsos) kadang dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk media penyebaran paham radikal di kalangan generasi melineal atau kalangan pelajar. Mereka (Para pelajar) merupakan sasaran potensial, kaum radikalis berusaha merekrut  siswa-siswa tersebut, baik melalui pertemuan langsung ataupun tak langsung melalui internet dan medsos untuk dijadikan pengikut mereka.

“Supaya mempunyai daya tangkal tak terpengaruh oleh ajakan para kaum radikalis dan sebagai konter paham tersebut, perlu skill dan pengetahuan secara khusus pengelolaan website. Maka pelatihan ini kita gelar,” ucap Direktur Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (Lembkota) Semarang, M. Zahri Johan disela Pelatihan Pengembangan Website  untuk Pencegahan Radikalisme Pada Siswa Madrasah Aliyah (MA) se Kota Semarang oleh Direktur Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI bekerjasama dengan Lembkota Semarang di Hotel Siliwangi Semarang, Sabtu (26/1).

Zahri menuturkan, para remaja yang sedang memiliki gairah tinggi dalam mempelajari agama, sering kali  mencari informasi melalui internet, baik website ataupun medsos. Akan tetapi, berdasarkan  wawancara dengan Khairul Anam, salah satu redaktur website Islam terbesar di Indonesia, saat ini di internet 80 persen didominasi oleh golongan intoleran.

Selain itu, lanjut Zahri, saat ini belum ada website Islam yang moderat, yang menyerukan kedamaian yang diperuntukkan untuk remaja khususnya  yang duduk di bangku SMA dan sederajat. “Melihat keprihatinan itu. Kami (Lembkota) bulan November 2018 lalu merintis websitekawanislam.com dan hari ini kita launching,” ungkapnya.

ads

Pembicara lainya, Ratih Rizqi Nirwana yang juga pengurus Lembkota menambahkan, sebelum membuat portal yang secara khusus sebagai media penyebaran agama islam yang moderat itu, pihaknya telah melakukan penelitian di 50 SMA/SMK se Kota Semarang dengan responden sebanyak 2300 pelajar yang dilakukan dari bulan Juli-November 2018.

“Jadi, media yang kita buat ini untuk menggairahkan publikasi, promosi atau kampanye Bhinneka Tunggal  Ika, perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), budaya, bahasa, seni, tradisi,  keberagaman lain (pluralistik), perdamaian, toleransi dan kebangsaan,” ucapnya.

Dosen Saintek UIN Walisongo Semarang ini menambahkan, secara spesifik, tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah: Untuk membuka wawasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, memberikan bekal keterampilan menulis di website dan membuat video singkat dengan  konten narasi Islam yang positif, berkarakter Indonesia dan bersahabat.

Selanjutnya, memberikan bekal keterampilan fotografi dan videografi untuk mendukung tulisan dan video yang dihasilkan. Terakhir, membuat jaringan pemuda Islam cinta damai dalam rangka kontraradikalisasi untuk  menanggulangi paham radikal dan intoleransi serta memberikan bekal kepada para siswa- siswa kemampuan IT (information technology) untuk menyebarkan paham Islam yang santun dan damai. (Daniel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!