- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Berkonsep Special Interest Tourism atau Pariwisata Minat Khusus bakal diprioritaskan untuk 3 kecamatan di Kabupaten Purworejo, diantaranya Kemiri, Pituruh, dan Bruno. Untuk mewujudkannya, ketiganya harus mampu mewujudkan keterpaduan antarkawasan.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo, Stephanus Aan Isa Nugroho SSTP MSi, dalam kegiatan Uji Paket Wisata di Taman Wisata Curug Kaliurip Desa Kaliurip Kecamatan Kemiri, kemarin.

Lanjut Aan, Kecamatan Kemiri, Bruno, dan Pituruh yang membentang di bagian barat dan utara Kabupaten Purworejo secara geografis memiliki kesamaan, yakni adanya dataran tinggi atau pegunungan. Selain kaya destinasi wisata alam, masing-masing juga memiliki karakteristik unik, mulai dari potensi seni budaya, kuliner, hingga kearifan lokal masyarakat yang masih lestari.

“Pengembangan wisata special interest patut kita persiapkan. Memang tidak menutup kemungkinan ada peluang investasi di 3 kawasan ini. Namun secara umum, keterpaduan antarkawasan menjadi kunci pengembangan kawasan ini,” katanya.

ads

Aan menyebut, secara umum prioritas pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo terbagi atas 4 klaster kawasan. Selain kawasan Special Interest Tourism, 3 klaster lainnya yakni Kawasan Pantai Terpadu di bagian selatan, Kawasan Perkotaan di bagian tengah, dan Kawasan Otorita Borobudur.
“Masing-masing klaster kita garap secara bertahap. Mudah-mudahan pengembangan per klaster ini bisa disinergikan,” sebutnya.

Khusus untuk pengembangan kawasan Special Interest Tourism, lanjut Aan, keterpaduan antarkawasan dan saling melengkapi menjadi kunci utamanya mengingat Special Interest bersifat wisata alternatif. Segmen wisatawannya bjuga bersifat minat khusus sehingga pengelola wisata desa harus mampu menggali dan memunculkan potensi keunggulannya.

“Misalnya tadi kita coba dengan aktivitas melukis di Taman Wisata Curug Kaliuurip, ini bagus untuk segmen wisatawan dari komunitas lukis. Gali terus apa yang bisa diunggulkan,” tandasnya.

Diketahui, Uji Paket Wisata diprakarsai oleh Forum Komunikasi (FK) Desa Wisata Purworejo dan didukung penuh oleh Dinparbud. Kegiatan di Desa Kaliurip merupakan kali kelima atau yang yang terakhir pada tahun 2021, setelah sebelumnya digelar di Desa Sukowuwuh Kecamatan Bener, Desa Ketawangrejo, Desa Somongari, dan Desa Kaligono.

Pesertanya berasal dari perwakilan Generasi Pesona Indonesia (GenPI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pengelola desa wisata, serta sejumlah elemen terkait lainnya. Selama sehari, sejak pagi hingga sore, rombongan peserta diajak berkeliling menikmati paket wisata yang ada dengan agenda pertama mengunjungi industri rumahan pembuatan makanan khas rengginang dari ketela pohon atau biasa disebut krempyeng. Di lokasi itu, peserta juga ikut praktik membuatnya.

Rombongan diajak ke sentra pembibitan tanaman buah untuk belajar okulasi. Taman Wisata Curug Kaliurip menjadi tujuan akhir. Selain mengeksplor keindahan alam, mereka diajak belajar melukis bersama Komunitas Teras Seniku serta melakukan sarasehan terkait pengembangan desa wisata.

“Uji paket wisata ini tujuannya adalah untuk self assessment bagi desa wisata yang ada di Kabupaten Purworejo. Jadi untuk menilai apakah desa wisata yang ada sudah siap menerima kunjungan wisata,” kata Kabid Promosi Pariwisata Dinparbud Purworejo, Endah Hanna Rosanti SIP MSi.

Sementara itu, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kaliurip, Sabar Suwarto (64) mengatakan bahwa Taman Wisata Curug Kaliurip diresmikan pada April 2019. Kemudian Kaliurip resmi menjadi Desa Wisata sejak awal 2020. Dalam usia yang masih muda bagi desa wisata dan baru saja mau melangkah, tak berselang lama badai Covid-19 datang memporak porandakan dunia pariwisata, termasuk di Desa Kaliurip.

“Dulu sempat ramai dikunjungi, sering ada acara di Curug Kaliurip, tapi karena pandemi banyak yang di-cancel, secara keseluruhan tempat ini juga tutup dan ini mulai berbenah lagi,” tuturnya.

Adanya uji paket wisata ini menjadi angin segar bagi pengelola. Apalagi, Kaliurip telah menyiapkan sejumlah rancangan sejak lama.

“Kita punya banyak potensi sebenarnya. Di sekitar curug ini ada hutan pinus yang cocok untuk sirkuit mobil off road. Kuliner dan seni budaya kita juga punya,” ujar Sabar. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!