- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Berdasarkan hasil pengawasan Arsip Nasional Repoblik Indonesia (ANRI), Kabupaten Purworejo menerima penghargaan sebagai juara III dengan kategori pemerintah daerah kabupaten/kota predikat memuaskan.

Hal itu diketahui saat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo SH, menyerahkan penghargaan tersebut kepada Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Kearsipan di The Hotel Sunan Surakarta, Rabu (26/02).

Rakornas dihadiri Plt Kepala ANRI Dr M Taufik MSi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo SH MIP dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo. Menteri PAN-RB dan Plt Kepala ANRI M Taufik juga menyerahkan penghargaan kepada 103 kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah yang telah melakukan sistem pengarsipan dengan baik.

Kabupaten Purworejo mendapat predikat sangat memuaskan dengan nilai 93,40 dibawah Kota Yogyakarta diperingkat I dan Kabupaten Magelang di peringkat II. Nilai yang diraih Purworejo tersebut bahkan lebih tinggi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang mendapat predikat memuaskan.

Wakil Bupati Purworejo mengungkapkan terimakasih dan rasa bangga atas prestasi yang diraih jajarannya. “Prestasi ini merupakan hasil kerja keras kita semua utamanya para pengelola arsip dan jajaran Dinas Arpusda. Saya berharap prestasi ini tidak membuat kita cepat berpuas diri, namun harus menjadi pemacu untuk bekerja lebih baik lagi,” katanya.

ads

Sementara MenPAN RB Tjahjo Kumolo mendorong lembaga pemerintahan memperbaiki sistem kearsipan. Arsip dinilai penting untuk menjaga sejarah bangsa hingga aset negara. Ia mencontohkan adanya aset-aset negara yang bermasalah karena tidak adanya arsip. Aset-aset tersebut berada di sejumlah daerah, antara lain Jakarta dan Solo.

“Dua tahun lalu sebuah gedung megah di sebuah jalan protokol milik Pemprov DKI, tahu-tahu hilang, kalah di pengadilan karena arsipnya nggak ada,” ungkapnya.

Selain aset, Tjahjo mengatakan arsip juga penting untuk membuat sejarah nasional menjadi otentik. Dia mencontohkan ada sejumlah titik penting dalam sejarah Indonesia yang tidak didokumentasikan sebagai arsip negara.

“Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) saja tidak ada arsipnya. Sekarang di mana? Saya sampai mendatangi keluarga Pak Yusuf mantan Panglima ABRI. Saya datangi katanya dulu di sini, di sini, tidak ketemu,” keluhnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!