- iklan atas berita -

Metro Times (Kendal) Nelayan di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari dan sekitarnya hampir tiga bulan terakhir ini tidak bisa melaut. Imbas dari tak bisa melaut tersebut, perekonomian warga kini tak menentu. Mereka harus cari pinjaman uang atau menggadaikan barang berharga untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melihat kondisi paceklik (Kondisi kurang menguntungkan, red) tersebut, tokoh pemuda wirausaha, Tino Indra Wardono hadir menyapa warga, mendengar keluhan, menyerap aspirasi sekaligus berbagi.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Jawa Tengah itu menuturkan, kehadiran dirinya ke kampung nelayan tersebut ingin mengetahui kondisi sesungguhnya warga yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari nelayan. “Setelah saya berbincang-bincang dengan tokoh masyarakat setempat (RT/RW), para nelayan, memang sudah tiga bulan ini mereka tidak bisa melaut karena cuaca yang kurang menentu (Gelombang besar), mereka melautpun tidak mendapatkan ikan, bahkan dia harus tombok untuk beli BBM dan pembekalan melaut,” ucap Tino disela bincang-bincang dengan nelayan setempat, Senin (9/3) petang.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah bidang ekonomi, perbekalan mereka melaut untuk beli BBM minimal mengeluarkan uang 250 ribu hingga 400 ribu, namun pendapatan yang diperolehnya hanya 150 ribu-hingga 200 ribu, berarti mereka tekor dan tidak mendapatkan hasil. Karena tekor terusan-terusan, akhirnya mereka memutuskan berhenti melaut untuk beberapa waktu ini sambil menunggu cuaca bagus. “Pendapatan tak menentu, disatu sisi pengeluaran untuk kebutuhan primer (Makan, minum dan lain-lain) terus jalan. Melihat penderitaan nelayan tersebut, saya hadir berbagi sembako untuk sekedar berbagi dan turut meringankan beban mereka,” urainya.

Bacabup Kendal dari PDI Perjuangan itu menegaskan, jika dirinya nantinya diberi amanah rakyat menjadi Bupati Kendal periode 2020-2024 dirinya akan memperhatikan nasib para nelayan. “Setiap penderitaan rakyat, Pemerintah harus hadir. Kedepan, saya berharap ada program-program nyata pemberdayaan dan keberpihakan kepada nelayan. Nanti pemerintah harus menjaga harga yang menguntungkan bagi nelayan, juga ada solusi alternatif usaha yang berkaitan dengan perikanan (Nelayan), Untuk menyikapi masa paceklik,” harapnya.

ads

Sementara itu, perwakilan nelayan warga Desa Gempolsewu, Amon Kosidin, 47, menuturkan, memang warga disini hampir 80 persen mata pencahariannya dari nelayan dan saat ini mereka pada tidak melaut karena cuaca ekstrim yang tidak mendukung untuk melaut. “Kebanyakan pada istirahat (Tidak melaut) dulu, namun ada yang tetap nekad berangkat, tapi hasilkan tidak maksimal bahkan rugi,” keluhnya.

Ketua RT 01 RW 04 Desa Gempolsewu itu membeber, warga di Desanya sekitar 15 ribu. Adapun khusus di wilayah RW-nya warganya sekitar 2000-an. “Saya berharap Bupati mendatang ada perhatian kepada kaum nelayan. Ada bantuan peralatan, mesin, alat penangkap ikan (Jaring), juga bantuan kucuran modal untuk pemberdayaan, misal bisa dibuat koperasi, usaha home industri makanan khas nelayan dan lainya. Pada intinya, ada pemasukan saat masa-masa paceklik sepertinya ini,” pungkasnya. (af/dnl).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!