- iklan atas berita -

Semarang – Keresahan dirasakan seluruh anak negeri ketika mengetahui saudara-saudaranya jadi pesohor keilmuan sehingga menetap dan mengabdikan diri di negeri lain.

Entah sudah berapa puluh atau ratusan ilmuwan Tanah Air di luar negeri. Dari ilmuwan radar 3 dimensi, ilmuwan Nano and quantum technologies sampai ilmuwan penemu planet baru. Tidak ada yang salah memang, namun andai saja kita setingkat lagi lebih menghargai laku-laku ilmiah (dari para ilmuwan) mungkin mereka akan berpikir ulang untuk menetap dan bahkan menjadi warga negara lain.

Di masa pandemi ini, ketika semua penduduk dunia, Indonesia khususnya diresahkan dengan test covid yang mahal, lama atau bahkan rendah akurasinya, ilmuwan kita turun tangan dan berhasil mengeluarkan karya bernama GeNose yang murah, cepat dengan tingkat akurasi tinggi. Namanya, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. Ahli fisika dari Universitas Gadjah Mada.

Sejak kali pertama UGM membuka GeNose ke publik pada pertengahan Oktober 2020, orang-orang masih sangsi, bahkan Kementerian Kesehatan pun, ketika itu tidak melirik untuk menjadikan GeNose sebagai alat pendeteksi covid 19. Justru menjelang akhir tahun Satgas Covid pusat menetapkan rapid antigen sebagai alternatif tes swab yang mahal harganya dan lama menunggu hasilnya.

Justru dukungan kencang datang dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Posisinya yang juga sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada membuat Ganjar memiliki ikatan batin yang kuat dengan para ilmuwan dari UGM. Karena mengetahui kualitas GeNose, dia mendorong agar tim GeNose yang dipimpin Prof. Kuwat segera mengurus hal-hal teknis sampai keluar izin edar. Bahkan meski belum produksi massal, Ganjar mendeclare siap membeli dan memanfaatkannya di fasilitas kesehatan yang ada di Jawa Tengah.

ads

GeNose akhirnya boom! Dia jadi perbincangan di kalangan pushat dan berbagai lapisan masyarakat. Semua menanti-nanti setelah berbagai media turut mengupas. Meski demikian, Pemerintah Pusat juga belum merekomendasikan GeNose sebagai alat penguji covid 19. Padahal, alat yang berbasis artificial intelligence itu juga tengah dikembangkan di Finlandia, Singapura bahkan Israel juga turut terjun membuat alat dengan basic serupa. Bahkan Australia sudah merekomendasikan alat serupa GeNose sebagai penguji covid 19.

Bagi Ganjar, dengan sudah terjunnya negara-negara “adidaya” keilmuan untuk membuat alat pendeteksi covid berbasis artificial intelligence, arena persaingan berarti sudah dibuka secara bebas. Artinya, jika kita tidak mendukung GeNose, peluang GeNose beserta Prof. KUwat dan tim untuk diambil negara lain sangat terbuka. Jika demikian, potensi kita kehilangan ilmuwan dari sesama anak bangsa beserta temuannya yang sangat luar biasa ini sangat besar.

Sebelum mimpi buruk di siang bolong, Ganjar langsung meluncur ke perusahaan tempat produksi GeNose di Yogyakarta dan laboratorium UGM. Dia meyakinkan para ilmuwan, apapun yang terjadi Ganjar siap support full. Bahkan jika sampai untuk produksi GeNose kekurangan biaya, Ganjar bersedia patungan bersama rekan-rekannya di Kagama dengan konsep apapun. Memang, untuk membentengi negara, putra-putri negeri harus bersatu padu. (MBW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!