- iklan atas berita -

 

Pelaksanaan pemeriksaan kondisi saat ini harus mengikuti kondisi terjadinya perubahan layanan bertransaksi yang kecenderungan kepada teknologi yang mendasar kepada kacamata bisnis maupun audit untuk disinergikan dan dikolaborasikan dengan baik, sehingga hasil yang diperolehnya dapat memberikan nilai tambah khususnya bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat dan bermanfaat selain berlari untuk mencapai target dan berkualitas bisnis terjaga. Oleh karena itu audit berbasis risiko harus disinergikan dengan metode eksekusi berbasis business model canvas disingkat BMC. Hal ini menggambarkan bahwa audit internal benar–benar menjadi mitra dam konsultan bagi unit kerja bisnis yang benar–benar dibutuhkan dan bagi eksekusi bisnis akan jelas menjadi aman dalam setiap melakukan eksekusi.

Peranan tersebut harus merubah audit internal sendiri dalam melaksanakan pemeriksaan dengan penerapan kelincahan eksekusi yang berkolaborasi bernilai tambah dari mulai pemetaan risiko sampai proses pelaksanaan serta tindaklanjuti dalam menjaga peningkatan kinerja perusahaan menjadi berkualitas termasuk penilaian feedback positif dari jajaran manajemen perusahaan. Hal ini dituturkan dalam suasana santai oleh Dr.Joko Hartono Kalisman, SE,Ak,MM,CA,ACPA,QIA,CAFM,Prince2.

Eksekusi audit berbasis risiko berkolaborasi business model canvas, yang menjadi perhatian adalah memiliki jiwa kerja agile didalam auditor, karena kondisi saat ini diperlukan sekali dalam implementasikan model eksekusi audit yang memiliki kreaktivitas dan proaktif yang bergerak cepat dengan menghasilkan informasi secara up to date dengan memberikan solusi yang baik dan bernilai tambah. Kunci daripada penerapan agile auditing dapat digambarkan secara efektif (sumber : BPK tahun 2020), yaitu :

ads

Bagaimana setelah memiliki jiwa kerja agile auditor, tentu disinergikan dengan diterapkan model bisnis canvas melalui tools, yang terdapat dalam model tersebut dengan melakukan pemetaan parameter apa saja yang diperlukan untuk melakukan eksekusi audit dengan tepat dan cepat. Parameter tersebut diperoleh bisa berasal dari masukan manajemen, temuan eksternal, profil risiko yang dimiliki perusahaan dan banyak lain informasi yang mendukung atas pelaksanaan audit sehingga menjadi lebih terukur dengan baik, karena akan dimasukan dalam model bisnis canvas untuk menghasilkan eksekusi yang berkualitas. Penerapan risk based audit tersebut didalam BMC dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan ( reduce ), peningkatan ( raise ), penciptaan ( create ) dan dihapus ( elimate ), yang dipetakan melalui gambar model pemetaan seperti dibawah ini

Apabila model tersebut diterapkan dengan jelas ini akan menghasilkan metode pemeriksaan menjadi lebih kepada efisiensi melalui remote auditing, dan dipercepat dengan sarana pemeriksaan seperti ACL, administrasi audit menjadi lebih berpola kepada paperless, menciptakan consulting menjadi agile, kompetensi auditor menjadi meningkat dan tindak lanjut temuan bisa dilaksanakan dengan perbaikan yang terukur. Hal ini jelas bahwa perubahan dari pelaksanaan audit menjadi lebih terukur dan menjadikan nilai bagi audit sebagai unit kerja yang dapat diperhitungkan termasuk dalam penilaian kinerja.

Berdasarkan pemamparan yang singkat mengenai perlukah agility ekeskusi audit berbasis risiko berkolaborasi dengan penerapan business model canvas dalam peningkatan nilai tambah di perusahaan, tentu sangat diperlukan dalam kondisi saat ini dengan adanya transisi berbasis teknologi dan kondisi perlaku manusia yang berubah menjadi pola hybrid dan kecenderungan berbasis digital, maka hasil dari kolaborasi ada beberapa yang perlu menjadi perhatian setiap perusahaan untuk menerapkannya, yaitu keberanian perusahaan melakukan improvisasi pelaksanaan audit menjadi agile, meningkatan (enhancing) kompetensi auditor menjadi lebih inovatif, kreaktif dan mandiri dan keberanian move on untuk menciptakan perubahan eksekusi audit menjadi bernilai tambah yang dibutuhkan dan dinantikan oleh manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan terus survive dalam kondisi apapun.

Penutup dari pemamparan tersebut, Dr. Joko Hartono Kalisman, SE,Ak,MM,CA,QIA, ACPA, CAFM,Prince2 menyampaikan, bahwa teori Business Model Canvas ( BMC ) dapat dibaca dimana saja sudah banyak dan teorinya diterapkan dalam semua aspek apapun. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan tetap menjaga protocol kesehatan dengan tetap berprestasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!