- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – Menggali Potensi Siswa, SMP YPPI 1 Surabaya Menggelar Teater di Taman Budaya Jawa Timur.
Teater Akur, SMP YPPI 1 Surabaya menyelenggarakan drama dengan judul “Di Ujung Penantian”. Naskah karya : Rofie Al Joe di gelar di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur Surabaya, Kamis (25/5/2023).

Pengembangan diri merupakan kegiatan yang di lakukan oleh siswa, dalam hal ini siswa mengembangkan potensi dirinya dan mengekspresikan dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Perkembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan kondisi sekolah.

Kepala Sekolah SMP YPPI 1 Surabaya Titris Hariyanti Utami disela-sela kegiatan menyampaikan, kegiatan di Taman Budaya Jawa Timur ini masih rangkaian pengembangan dari kegiatan literasi di sekolah. Jadi kalau kemarin kita sudah menunjukkan buku-buku hasil karya siswa, itu pengembangan dari kegiatan literasi.

ads

“Literasi bukan hanya belajar menulis tentang buku, cerpen, novel, tapi pengembangnya dalam mereka membuat skrip drama,” jelasnya.

Siswa butuh wadah mengaktualisasi diri, butuh kesempatan untuk tampil dari hasil latihan mereka.

“Program unggulan kami Youth Entrepreneur Class (YEC) dan itu ada tiga, yaitu Rumah Karya, Art and Craft (seni dan kerajinan), Pengolahan Makanan,” tandasnya.

“SMP YPPI 1 Surabaya memberikan wadah yang seluas-luasnya, memberikan fasilitas banyak. Menggali potensi anak, misalnya bakatnya disini ya kembangkan, bakatmu disitu ya kembangkan,” ujarnya.

Bukan tujuan utama anak harus jadi apa, karena sekolah itu adalah basic, memberikan bekal ilmu.

Tujuan khusus pengembangan diri siswa adalah untuk mengembangkan bakat, minat, keterampilan, kreativitas, kemandirian, kebiasaan, keterampilan belajar, keterampilan sosial, kehidupan beragama, intuisi, keterampilan memecahkan masalah, dan perencanaan karir.

Titris menuturkan, menggali bakat anak-anak di mulai dari kelas 7 (mulai masuk sekolah). Saat Pertama pengenalan sekolah MPLS dengan memperkenalkan banyak kegiatan. Jadi mereka, kami ajak milih. Jadi satu bulan pertama coba ekskur mana yang mereka suka.

“Semua sekolah menjalankan kurikulum nasional, tapi bagaimana kita jadi pembeda. Kita harus punya nilai beda dengan sekolah-sekolah yang lain, karena kalau sekolahnya sama, ya jelas memilih sekolah yang gratis. Saya harus memberi mereka pengalaman hidup yang berbeda,” cetusnya.

Peran dari wali murid sangat luar biasa, contohnya, untuk konsumsi wali murid saling menyokong karena senang anaknya tampil.
“Ada anak yang SD nya di sekolah yang terkenal di Surabaya, disana anak ini ditekankan di akademis. Anaknya jadi pendiam, begitu SMP di SMP YPPI 1, anaknya ikut tampil, maka orangtuanya senangnya luar biasa,” ungkapnya.

Jadi dimaksimalkan otak kiri dan otak kanan. Setiap siswa memiliki potensi untuk belajar, tumbuh dan menjadi orang yang sukses.

Harapannya orangtua harus melihat potensi anak, karena anak semua punya potensi. Tidak ada anak bodoh, tinggal orangtua, sekolah yang bisa menemukan potensi anak.
“Jangan melihat sekolah yang juara matematika, juara fisika, karena tidak semua anak disitu. Kalau anak bakatnya dilukis, kenapa tidak. Jadi orangtua bisa lebih mewadahi, bisa lebih mengeksplor potensi anak-anak. Orangtua harus bijak memilih sekolah,” papar Tritis.

Sementara Pemeran Utama Yeko siswa kelas 9 B dan Jeremia Abel Daniswara siswa kelas 8 B mengatakan, sangat senang bisa tampil di Taman Budaya yang banyak penontonnya.
“Awalnya kurang percaya diri, lama-lama terbiasa mengalir sendiri,” ucapnya.

“Maknanya dari drama ini, kalau kita pukul orang, maka akhirnya kita akan kepukul balik,” ujarnya.

“Harapannya yang ikut ekskur theater selanjutnya lebih baik lagi,” harapnya.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!