
Metro Times (Purworejo)-Para relawan serta anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana se-Kabupaten Purworejo berkumpul, Kamis (5/6). Dalam acara itu wakil bupati, Dion Agasi Setiabudi mengapresiasi peran mereka dalam penanganan dan mitigasi bencana di daerah ini.
Sebagaimana diketahui pagi tadi BPBD Purworejo menggelar Temu Relawan dan FPRB se Kabupaten Purworejo. Kegiatan itu dilaksanakan di Resto Watu Tumpang Bagelen, Purworejo.
Wabup pada kesempatan itu mengutarakan bahwa peran relawan dan anggota FPRB begitu besar dalam setiap kegiatan kebencanaan. Selama ini mereka bekerja luar biasa dari kegiatan mitigasi hingga penanganan pasca bencana.
“Terkait kebencanaan tidak bisa kalau hanya mengandalkan Pemda. Dengan perkembangan zaman dan jumlah penduduk indeks dan risiko bencana semakin tinggi. Untuk perlu sinergitas antara pemerintah dan warga,” kata Dion.
Pada musim hujan periode 2024-2025 terdapat sejumlah kecamatan di Purworejo yang sering terjadi bencana, terutama longsor, seperti Bruno, Loano dan Kaligesing. Upaya mitigasi di tiga daerah tersebut sangat penting.
Selain longsor, saat ini sebagian besa wilayah di Indonesia sedang bergerak menuju musim kemarau. Bencana kekeringan pun patut menjadi perhatian serius bagi Purworejo.
“Kita di Purworejo bencana kekeringan setiap tahun tren-nya terus meningkat. Kami mau koordinasikan dengan Perhutani. Kita akan komunikasikan dengan mereka untuk lakukan penanaman selain pohon pinus, karena pinus ternyata banyak menyerap air bisa menjadi pemicu kekeringan,” katanya lagi.
Menurutnya, Purworejo harus mulai melakukan penanaman untuk pohon-pohon yang memiliki ekonomi tinggi sekaligus mampu menyimpan air. Hal ini penting agar masyarakat ekonomi masyarakat tetap terbantu tanpa harus menebang pohon.
“Kita harus sama-sama jaga alam, karena bumi ini rumah satu-satunya. Kalau rusak mau pindah kemana, planet Mars belum siap,” kelakar Dion.
Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Wasit Diono menyebiut personel BPBD sangat terbatas hanya sekitar 60-an irang. Itu daerah ini membutuhkan peran relawan. Ia ingin setiap kecamatan dan desa di Purworejo memiliki relawan dan membentuk FPRB.
“Bisa diisi dari berbagai unsur, siapa pun bisa masuk. Harapannya mereka bisa kerja sama dengan Pemerintah desa. Sebagian dari dana desa bisa dialokasikan untuk kegiatan kebencanaan,” ucap Wasit
Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sutijoso Brahmantio pada kesempatan itu mengemukakan bahwa Purworejo berada dalam 10 besar daerah berisiko bencana di Jawa Tengah. Peran relawan begitu besar maka kapasitas mereka perlu terus ditingkatkan.
Akhir ini Purworejo sedang diperhadapkan dengan berbagai masalah hingga isu kebencanaan termasuk informasi dari BMKG terkait cuaca, perubahan iklim hingga megathrust
“Temu relawan ini sebagai penguatan dalam penanggulangan bencana, ini untuk menciptakan relawan yang tangguh. Sejauh ini peran mereka terbukti nyata dalam penanganan bencana,” katanya.(tyb)