- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) BPJS Ketenagakerjaan mendorong para petani kopi di Purworejo untuk meningkatkan kesejahteraannya dan melengkapi dirinya dengan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Dorongan itu diwujudkan melalui pelatihan yang digelar selama 3 hari, Selasa-Kamis (25-27/6) di Aula Hotel Sanjaya Inn Purworejo.

Pelatihan diikuti 170 petani kopi yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah Perhutani KPH Kedu Selatan di 7 kecamatan se-Kabupaten Purworejo. Diantaranya, Kecamatan Bruno, Kaligesing, Loano, Bener, Pitiruh, Kemiri, dan Gebang.

Selama 3 hari, para peserta mendapatkan materi peningkatan budidaya tanaman kopi, baik teori maupun praktik, dari Sugiharto, pebisnis Kopi Seplawan Kaligesing yang juga Ketua Komunitas Penggiat Kopi Purworejo. Peserta juga mendapat materi seputar pentingnya perlindungan jaminan sosial dari Rosalina Agustin SE, Kepala KCP BPJS Ketenagakerjaan Purworejo, serta materi terkait pemanfaatan dan kerja sama pengelolaan lahan hutan dari Farichin, Junior Manajer Bisnis Perhutani KPH Kedu Selatan.

Kegiatan secara simbolis dibuka oleh Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan pusat, Eko Darwanto. Hadir Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jateng-DIY Mochammad Triyono, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Magelang Bambang Gunawan Wibisono, Ketua Paguyuban LMDH KPH Kedu Selatan Kosim, dan sejumlah pejabat Perhutani KPH Kedu Selatan.

ads

Dalam sambutannya, Eko Darwanto menyebut kegiatan pelatihan petani kopi merupakan salah satu program BPJS Ketenagakerjaan pusat sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pelatihan di Kabupaten Purworejo merupakan kali pertama dan akan menjadi pilot project untuk wilayah lain di Indonesia.

“Kita ingin dorong para petani kopi dapat meningkatkan kesejahteraannya. Kita alokasikan untuk kelompok ini sebagai pilot project, jika nanti hasilnya baik akan kita lanjutkan degan pelatihan betikutnya dan kita copy paste ke daerah lain,” sebutnya.

Diungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan potensi tanaman kopi. Sebagain besar petani kopi berada di wilayah hutan Perhutani dan tergabung dalam LMDH. Karena itu, sinergitas BPJS Ketenagakerjaan dengan Perhutani dan petani kopi sangat diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan. Terlebih, masih banyak petani yang belum menjaminkan dirinya melalui program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

“Meningkatkan kesejahteraan keluarga tidak hanya dengan meningkatkan produktivitas kerja atau kualitas produknya. Petani kopi harus sadar memiliki risiko kecelakaan kerja sehingga harus melindungi diri dengan jaminan sosial,” ungkapnya.

Mochammad Triyono menambahkan hal senada. Pihaknya berharap, dengan adanya pelatihan petani dapat melengkapi ilmu budidayanya sekaligus jaminan sosial mengingat petani kopi yang beraktivitas di lahan dataran tinggi juga tinggi risiko kecelakaan.

“Pekerja sebagai tulang punggung keluarga harus diproteksi agar jika terjadi kecelakaan kerja, apalagi sampai meninggal dunia, tidak merepotkan ahlhi waris atau keluarganya. Tidak sedikit akibat kecelakaan kerja, keluarga terdesak biaya, hingga akhirnya pinjam uang ke renternir,” jelasnya.

“Jangan sampai seperti itu. Jangan sampai muncul warga miskin baru akibat kecelakaan kerja, meskipun kita berharap tidak mengalami musibah itu,” imbuhnya menandaskan. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!