Haji Ruslan, Kepala Kampung Onim Jaya, Distrik Bomberay, Kabupaten Fakfak, Prov. PAPUA BARAT. #Foto Frans, MTN Fakfak, 21/07/2020
- iklan atas berita -

METROTIMES, FAKFAK (PAPUA BARAT) – Kawasan Pemukiman Transmigrasi Bomberay sejak dibuka 30 tahun silam, diharapkan menjadi pemasok bahan pangan terutama pertanian dan peternakan. Pak Ruslan Kepala Kampung Onim Jaya, yang kembali dipercayakan warga kampung jadi Kepala Kampung Onim Jaya sejak Januari 2020 lalu, mengharapkan adanya pendampingan dari pemerintah kepada pemerintah kampung dan lebih khusus pendampingan kepada petani, agar semua kendala di daerah kami, segera teratasi. Hal tersebut disampaikan Haji Ruslan kepada metrotimes, selasa (21/07).

Kepada metrotimes, Haji Ruslan Kepala Kampung Onim Jaya bertutur; “saya menjadi kepala Kampung Onim Jaya 2020, dilantik Bupati Fakfak Dr. Drs. Mohammad Uswanas, M.Si. Januari 2020 yang lalu. Yang saya lakukan pertama-pertama, melalui sumber dana kampung, yakni menyelesaikan dua unit rumah yang sudah ada rangka sampai dengan tutup, melanjutkan lima unit rumah tahap pertama, dan tiga unit tahap kedua, ditambah pembangunan Kantor Kampung satu unit, Papan nama kampung dan Papan Informasi Program Kampung, juga terus ada rehap balai kampung dan juga buat rabat, dengan ditambah pengecatan kantor Kampung Onim Jaya. selanjutnya kita sambil bertani perkebunan jeruk, sayur-mayur dan sebagainya”.

Pekerjaan rabat kantor Kampung Onim Jaya # Foto dok.kampung Onim Jaya 2020.

Haji Ruslan bukan orang baru, 40 tahun lampau telah menetap di Tanah Papua, mula-mula di Jayapura, Sorong dan kerasan di Fakfak. Diakui Haji Ruslan, yang pernah jabat Kepala Kampung Onim Sari (red.sebelum mekarkan Onim Sari jadi Onim Jaya) di Zaman pemerintahan mantan Bupati Wahidin Puarada, telah memahami betul berbagai kendala di daerah ini, khusus di Bomberay yakni kendala transportasi, pemasaran hasil pertanian dan kurang cepatnya pelayanan aparatur. Masuknya sayur-mayur dari luar kabupaten juga menjadi salah satu kendala adanya persai ngan ketat dan ini terkadang membuat produk lokal mati layu sebelum laku, Kata Haji Ruslan kepada media ini.

Lanjut haji Ruslan “cuman ada kendalanya yakni satu kendala pemasaran. pemasaran itu karena apa, kita ini kota kecil (red.maksud Fakfak) hasil pertanian masuk dari kota besar tambah, yakni Sorong ke Fakfak, Bula, itu kendala pemasaran dan keduanya juga transportasi, kita jauh dari Fakfak Bomberai 160 kilometer, jarak jauh itu, maka kita harus berangkatnya sore, kalau berangkat pagi sampai sini (red.maksud Fakfak) sudah siang tadi sudah enggak menjangkau lagi, jadi sampai sini udah loyo sayur-mayurnya. Ini yang dialami petani, bertani itu seperti maju mundur, karena apa faktor pemasaran tadi”. Tambah Haji Ruslan.

Buah Jeruk manis produksi warga Kampung Onim Jaya # Foto dok.kampung Onim Jaya 2020.

Haji Ruslan juga melalui media ini mengharapkan adanya pendampingan terhadap aparat kampung, petani, koperasi, bumkamp serta ibu-ibu pkk oleh instansi terkait “dengan hormat, perdagangan maupun pertanian itu harus cek dulu bagaimana akhirnya kebutuhan Kabupaten Fakfak itu baik apa perikanan, peternakan, pertanian buah-buahan dan sebagainya seperti itu, ternyata kita perlu pendampingan, perlu pengawasan karena kalau nggak ada pengawasan nggak pendampingan itu serasa gagal.” Katanya. Saran Haji Ruslan menutup percakapan dengan media ini “tomat, kubis dan sebagainya itu nggak boleh masuk dari luar seharusnya, seperti itu kita, kita harus mandiri, dari pemerintah mandiri ya profesional seperti itu, terima kasih, kalau ada kesalahan saya mohon maaf sebesar-besarnya salam Wassalam”, Kata akhir Haji Ruslan. (Frances)

ads

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!