- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Sejumlah bencana alam terjadi di Kabupaten Purworejo pasca hujan ekstrim yang melanda wilayah itu pada Minggu (25/10) sore, hingga tengah malam. Tanah longsor menerjang dan merusak belasan rumah di lima desa wilayah Kecamatan Pituruh dan Kemiri.

Longsor paling parah terjadi di Desa Kalijering Pituruh.  Bencana mengakibatkan lima rumah yang masuk wilayah Dusun Pencil, rata dengan tanah. Bahkan, seorang warga bernama nenek Demi, mengalami luka akibat tertimbun puing rumahnya.

Korban bencana Kalijering, Tumino mengatakan, tanah longsor terjadi pada pukul 23.30. “Hujan lebat sejak sore, terus sampai tengah malam tidak ada putusnya. Lalu saya dengar bunyi seperti ada yang melempari rumah dengan batu,” ungkapnya.

Tumino keluar rumah membawa senter dan melihat kandang ayam di samping kediamannya sudah bergerak. Tumino mengevakuasi keluarganya keluar rumah dan tidak begitu lama, longsor merobohkan bangunan yang sudah puluhan tahun mereka huni.

ads

Tumino juga melihat rumah yang dihuni Demi sudah hancur. “Saya bergegas mengecek ke rumah Mbah Demi, saya panggil namanya dan ia menyahut. Lalu saya keluarkan kerabat saya itu, ia luka di bagian kepala dan badan karena kena batu dan kayu,” katanya.

Mbah Demi kemudian dibawa ke rumah sakit di Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen. “Kondisinya lumayan parah, tapi semoga beliau segera sehat seperti sediakala,” ucapnya.

Korban lain, Waris menambahkan, tanah longsor bukan barang tabu di Kalijering. Bahkan, tebing di depan rumah Waris pernah longsor beberapa tahun lalu.

Meskipun demikian, bencana pada tahun 2020 merupakan peristiwa terparah. Rumah Waris rata dengan tanah akibat terjangan material dari bukit. “Baru kali ini separah ini, Hujan begitu lebat dan drainase di samping rumah yang biasanya kering, tiba-tiba banjir bandang membawa batu, lumpur, dan kayu,” ujarnya.

Hujan ekstrim juga menyebabkan dua rumah di Sucen Juru Tengah Kecamatan Bayan dan Wonosido Pituruh, rusak tertimpa pohon. Sejumlah sungai di Kecamatan Pituruh dan Kemiri juga meluap hingga menjebol tanggul. Air merencam sedikitnya puluhan rumah Rejowinangun dan Rowobayem Kemiri serta Brengkol dan Sawangan Pituruh.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Sutrisno mengatakan, penanganan darurat dilakukan untuk memulihkan kawasan terdampak bencana. BPBD juga mengirimkan alat berat untuk memudahkan proses penanganan.

Alat berat diturunkan membuka akses Purworejo-Magelang di Kecamatan Bener yang tersendat akibat timbunan longsor. “Begitu selesai mengerjakan longsor di jalan wilayah Bener, alat berat kami bawa ke Kalijering,” katanya.

Sutrisno mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang masih mungkin terjadi, imbas dari fenomena La Nina. Hujan ekstrim, lanjutnya, sangat mungkin terjadi lagi di Kabupaten Purworejo. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!