- iklan atas berita -
Metro Times (Semarang) – Hujan lebat pada Sabtu (3/2) malam menginisiasi Relawan Ganjar Mahfud Semarang (Gamas) membagikan makanan hangat dan minuman untuk 100 warga yang menonton debat capres yang terakhir. Kegiatan ini dilakukan untuk mengapresiasi masyarakat yang peduli dan senang dengan proses pesta demokrasi di Indonesia.
“Pembagian makanan hangat dan minuman kepada masyarakat yang menonton debat capres terakhir dilakukan karena hujan lebat di semarang sejak siang sampai malam tidak berhenti. Masyarakat tentu kedinginan, dan kita bagikan makanan hangat dan minum ke mereka,” kata M Shabiq Kamalul Haq, ketua Ganjar-Mahfud Semarang disela nobar debat Capres.
Gus Shabiq menuturkan, kegiatan nobar telah dilakukan oleh Gamas sejak debat pertama hingga debat terakhir. Menariknya, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh simpatisan Ganjar-Mahfud saja, tetapi juga diikuti oleh simpatisan Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran.
“Kita sadar suasana pilpres pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumya. Maka agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat, Gamas juga mengundang simpatisan dari capres lain untuk menjaga silaturahmi,”Jelas Gus Shabiq, Pengasuh Pesantren Al Firdausiy Kota Semarang
Gus Shabiq menegaskan, pesan perdamaian dan kesejukan dalam pesta demokrasi sangat penting. Maka Relawan Gamas selalu menyampaikan pentingnya silaturahmi di tengah perbedaan politik.
“Kami hendak menunjukkan ke masyarakat betapa pentingnya pesan perdamaian dalam nobar ini. Jangan sampai gara-gara beda pilihan capres, kita tidak menyapa tetangga. Kita harus membayangkan, bagaimana jika kita suatu hari sakit di tengah malam dan hanya tetangga kita yang dapat membantu,” Kata Gus Shabiq yang juga pengasuh Panti Asuhan Al Jannah Semarang
Gus Shabiq membeberkan, relawan Gamas telah bergerak sejak lama untuk memenangkan Capres Ganjar-Mahfud di Kota Semarang, mulai dari pemasang ratusan baliho, pendistribusian ribuan kaos, stiker, gelas, kalender hingga centong. “Selain itu, relawan gamas juga melakukan survei mandiri pemilih Ganjar-Mahfud di Semarang dan hasilnya Kota Semarang masih menjadi kandang banteng,” pungkas Gus Shabiq. (af).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!