Kembali Diwaduli Petani Tentang Kelangkaan Pupuk, Ustad Ali Mengaku Prihatin

0
584
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Kembali diwaduli petani terkait kelangkaan pupuk, KH Ali Nurudin yang mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Bupati Kendal dipilkada tahun ini mengaku prihatin.

Hingga saat ini, kelangkaan pupuk bersubsidi masih menjadi keluhan petani di Kendal. Persoalan yang telah mengemuka sejak tiga bulan terakhir hinggi kini belum menemukan titik terang.

Disampaikan Ustad Ali, persoalan kelangkaan pupuk tidak hanya terjadi di kecamatan Brangsong tapi hampir seluruh wilayah di Kendal.

“Kelangkaan pupuk terjadi hampir merata. Saya datang ke Pegandon, Cepiring, Rowosari, Weleri, dapat keluhan dari para petani soal pupuk. Pemerintah daerah mestinya bisa cepat merespon. Bagus lagi, bisa antisipasi sebelum masalah ini terjadi. Kalau terus berlarut seperti ini petani yang jadi korban,” kata Cabup yang biasa disapa Ustad Ali saat bersama Gapoktan Desa Sidorejo bertemu KH Ali Nurudin, baru-baru ini.

Di lain pihak, calon bupati Kendal dari PKB itu bisa memahami ketergantungan petani dengan pupuk bersubsidi. Pasalnya, biaya produksi pertanian yang makin mahal tidak didukung dengan harga hasil pertanian yang seimbang. Akibatnya, petani hampir selalu merugi.

ads

“Para petani kita ini kan ngga hitung-hitungan soal tenaga. Mereka yang masih bertani ini kan bukan karena pendapatnnya besar, tapi juga karena bertani sudah menjadi kebutuhan. Mestinya keberadaan mereka yang juga untuk masyarakat memenuhi kebutuhan pangan ini disupport, bukannya terkesan ditelantarkan seperti ini,” sambungnya.

Dirinya juga mengungkapkan, jika sebelumnya, persoalan yang sama juga diadukan oleh para petani tembakau di kecamatan Ngampel dan Pegandon. Kepada dirinya, para petani meminta agar petani diperhatikan. Bukan hanya persolan pupuk yang langka, tapi juga harga komoditas pertanian yang diharapkan tidak lagi dipermainkan oleh para tengkulak.

Sementara itu, Jumono, petani di Desa Sidorejo, kecamatan Brangsong, menuturkan, sudah beberapa bulan ini kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Pihaknya mengaku putus asa harus mengadukan persoalan ini ke mana lagi setelah sebelumnya telah disampaikan kepada pemerintah daerah.

“Pupuk subsidi yang biasanya harga Rp 95.000 sekarang Rp 125.000 sampai Rp 130.000. Itu pun belum tentu ada. Kami harus mengadu ke siapa lagi. Petani yang sudah susah ditambah susah,” ungkapnya.(Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!