- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pasukan Kodim 0708 Purworejo bersama berbagai komunitas di Kabupaten Purworejo membangun gubuk reyot yang dihuni Joyo Mulyo (80), kakek warga RT 01 RW 02 Desa Ketangi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Selama puluhan tahun terakhir, Joyo Mulyo tinggal sebatang kara di gubuk berukuran 4×3 meter yang kondisinya sudah tidak layak itu.

Komandan Kodim 0708 Purworejo Letkol Inf Lukman Hakim mengatakan, pembangunan rumah Joyo Mulyo menjadi bagian dari kegiatan Karya Bakti TNI di 2021. “Kita bersama lintas komunitas yang dimotori Indonesian Offroad Federation (IOF), beraksi sosial membantu Mbah Joyo Mulyo agar bisa memiliki rumah layak,” ungkapnya.

Dandim mengapresiasi banyaknya komunitas yang terpanggil untuk membantu kegiatan sosial itu. Kodim berencana terus menggandeng berbagai komunitas untuk melaksanakan aksi sosial di Kabupaten Purworejo.

Menurutnya, sebagai lembaga teritorial, kodim dihadapkan dengan berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat. “Sebagai pejabat teritorial, saya harus bisa merasakan apa yang sedang dihadapi masyarakat. Maka kami bertekad untuk selalu menjadi garda terdepan untuk membantu rakyat mengatasi persoalan mereka,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas IOF M Hardjanto mengatakan, aksi sosial merupakan bentuk kegiatan rutin komunitasnya. “IOF tidak sendirian, kami bersinergi dengan organisasi lain dan pemerintah,” katanya.

ads

Menurutnya, aktivitas sosial organisasinya akan terus dipupuk dan dikembangkan. Dalam setahun terakhir, IOF bersama lembaga lain telah memperbaiki sedikitnya empat rumah milik warga tidak mampu di Purworejo.

Selain Kodim 0708 Purworejo dan IOF, komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), komunitas otomotif dan warga Bagelen, berkontribusi membangun rumah Joyo Mulyo. Mereka iuran untuk membeli berbagai bahan bangunan dan mengerahkan anggota untuk kerja bakti membangun rumah itu.

Terpisah, Kades Ketangi Hartono menambahkan, Joyo sebenarnya bukan berasal dari keluarga miskin. Namun, gangguan kesehatan menyebabkan kakek yang tidak berkeluarga itu tidak pernah berinteraksi dengan lingkungan. “Tidak banyak yang bisa berkomunikasi dengan Mbah Joyo,” ujarnya.

Mbah Joyo pernah membuat keranjang dan menjadi pemecah batu kali semasa tubuhnya masih sehat. “Untung lingkungan peduli dan mau menerima apapun kondisi Mbah Joyo. Warga bahkan kerap menawarkan rehab rumah, tapi selalu ditolak. Sekarang akhirnya mau mungkin karena banyak orang yang mendorong,” terangnya. (DNL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!