Metro Times (Semarang) Aksi pembubaran yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa terhadap kegiatan keagamaan yang digelar oleh Organisasi Ekstra Kampus yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berlangsung di Masjid Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Rabu (4/9) malam berbuntut panjang.
Para mahasiswa tersebut menuntut salah satu organisasi ekstra HMI yang melanggar aturan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan tinggi Nomor 26/DIKTI/KEP/2002 tentang pelarangan Organisasi Ekstra kampus atau partai politik masuk kedalam kampus.
Salah satu mahasiswa yang enggan dIsebutkan namanya kepada MetroTimes.news menuturkan, bahwasanya Organisasi Ektra tersebut telah menyalahi regulasi karena organisasi ekstra tidak boleh membuat acara di dalam Kampus. “Regulasi kampus di langgar, bahwa Organisasi Ekstra tidak boleh membuat acara di dalam kampus, sekalipun tidak boleh menunjukan bendera atau logo organisasi,” paparnya, Jumat (6/9).
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwasanya HMI dengan vulgar mencantumkan logo di salah satu banner di acara tersebut. “Sebenarnya sudah diingatkan jika ingin meneruskan acara tersebut untuk mencopot bendera atau logo yang tercantum disana, namun mereka tidak mengindahkan” ujar mahasiswa jurusan Ilmu Hukum UIN Walisongo Semarang tersebut.
Menyikapi insiden tersebut, Ketua DEMA UIN Walisongo Semarang, Priyo Ihsan Aji juga angkat bicara, Ia menjelaskan bahwa HMI tidak melayangkan izin kepada pihak DEMA. “Mengenai perihal acara tersebut memang tidak memberikan konfirmasi kepada DEMA, HMI tidak melegalkan izin atau melayangkan surat kepada DEMA,” ungkapnya.
Priyo mengaku tidak mengetahui acara tersebut dan baru mengetahui dari pihak luar. Priyo berharap organisasi ekstra maupun Intra memahami regulasi yang telah disepakati dari mahasiswa dan birokrasi Kampus. “Harapan kami, organisasi ekstra maupun Intra memahami regulasi yang telah disepakati bersama agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tegas mahasiswa asal Ponorogo tersebut. (af/dnl).
