Metro Times (Yogyakarta) Tim mahasiswa UGM berhasil menjadi juara tiga dalam kompetisi internasional di bidang studi energi atau Venezuela Energy Solutions Case Study Competition, pada 22 Mei lalu. Kompetisi diselenggarakan oleh Venezuelan American Petroleum Association (VAPA) dan disponsori oleh CITGO Petroleum Corporation ini diikuti 75 tim dari 16 negara. Pada kompetisi ini tim dari UGM yang terdiri dari menamakan dirinya Palapa Wetan Consulting terdiri dari Vincentius Adven Brilian (Teknik Mesin 2019), Saeful Ghofar Zamianie Putra (Geofisika 2019),I Putu Fadya Rachmawan (Elektronika & Instrumentasi 2019), I Putu Mahendrayana (Ekonomi 2019), berhasil meraih hadiah berupa uang senilai 800 USD dan piagam penghargaan.
Vincentius dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (25/5), mengatakan tim dari UGM menjadi tim non-Venezuela yang mendapatkan peringkat tertinggi. Sebab juara pertama dan kedua diraih tim dari Venezuela. “Kita berhasil mengalahkan tim dari Spanyol di peringkat keempat dan tim dari Kanada di peringkat lima,”katanya,
Ia menyebutkan Tim Palapa Wetan Consulting dari UGM menjadi satu-satunya tim dari Indonesia dan Asia yang lolos ke babak Final 6 besar. Pada kompetisi dilakukan secara daring terdiri dari 3 tahap yakni seleksi esai, semifinal, dan final. Khususnya pada babak semifinal, peserta diminta mengajukan solusi strategi beserta roadmap-nya untuk menyelesaikan permasalahan krisis energi di Venezuela hingga tahun 2050. Solusi yang ditawarkan dituangkan dalam bentuk slide presentasi dan peserta diminta untuk mengumpulkan video presentasi dari slide yang telah dibuat dengan durasi 10 menit. Video presentasi inilah yang menjadi pertimbangan dewan juri untuk menyeleksi 6 tim finalis.
“Solusi yang kami ajukan bernama The STAR Energy: Sustainability Through the Affordable and Renewable Solution for Venezuela Energy Development,”ujarnya
Pada presentasi tersebut, kata Vincentius, mereka menawarkan berbagai jenis energi dengan segala permasalahan yang ditangani. Selanjutnya dari berbagai jenis energi yang harus dioptimalkan yang mana saja, termasuk migas dan energi terbarukan. “Kiuta harapkan supaya dapat tercipta ketahanan energi Venezuela di kemudian hari,” paparnya.
Vincentius menyatakan dengan berhasilnya menjadi juara ini makin memotivasi timnya untuk menorehkan prestasi lebih banyak lagi dalam berbagai kompetisi internasional untuk mengharumkan nama Indonesia dalam ajang kompetisi di bidang sains dan teknologi. “Motivasi kami tumbuh secara alami karena kami terpanggil untuk menyelesaikan permasalahan energi, baik di Indonesia, maupun dunia untuk kesejahteraan umat manusia. Sehingga, apapun kondisinya, apabila memang sudah memiliki passion di situ, kami akan tetap semangat untuk belajar tentang isu-isu energi dan berprestasi,”pungkasnya. (dnl)