- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) – Badan Litbang Kementrian Kesehatan mengumpulkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas), yang dihadiri Sekretaris Badan Litbang Kementerian Kesehatan, diselenggarakan di Hotel Santika Gubeng Surabaya, Senin (12/11).

Dr Nana Mulyana Sekretaris Badan Litbang Kementerian Kesehatan, menyatakan, riset kesehatan dasar itu adalah suatu riset yang memberikan gambaran status kesehatan masyarakat. Status kesehatan masyarakat yang bisa dilihat dari angka gizi buruk, kesehatan ibu, kesehatan anak yang dikaitkan dengan faktor yang memengaruhi kesehatan.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan anak, yaitu faktor Lingkungan, ada faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan ada faktor keluarga.

“Riskesdas ini dilakukan setiap lima tahun sekali dan siklusnya pas dengan penyusunan RPJMN (Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional) maupun juga untuk RENSTRA (Rencana Strategis Pemerintah) dan juga hasil Riskesda (Riset Kesehatan Dasar) ini bisa dimanfaatkan oleh provinsi, Kabupaten/Kota untuk perencana di bidang kesehatan khususnya,” jelasnya.

ads

“Khususnya riset kesehatan dasar tahun 2018 ini kita bersinergi atau terintegrasi dengan Susenas (Sensus sosial ekonomi nasional) yang dilakukan oleh BPS, sehingga semisal ada wilayah yang ada gizi buruk, bisa ditelusuri ternyata tempat itu banyak keluarga miskin atau keluarga tidak mampu. Sehingga kita bisa lihat dan bahan itu bisa dimanfaatkan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk menyusun perencanaan program kesehatan mereka lima tahun kedepan,” jelasnya.

“Manfaat Riskesdas itu ada dua yaitu Untuk perencanaan program kedepan, dan Untuk mengevaluasi mana program yang sudah dilakukan, tapi belum tercapai. Apa penyebabnya ?.
Agar pemerintah daerah bisa memanfaatkan hasil riset ini untuk kebijakan,” ucapnya.

“Kita dalam melakukan penelitian itu ada lima siklus. Penelitian yang sifatnya untuk melihat besaran masalah. Contohnya kota Surabaya anak balita yang gizi buruk, dan kondisi setelah gizi buruk. Anak balita yang gizi buruk ada 5% dari jumlah anak balita.
Dengan penelitian mengetahui penyebabnya gizi buruk itu yaitu : faktor ekonomi, faktor ketidaktahuan, faktor salah asuh, dan sebagainya. Baru didorong rencana intervensinya. Kalau dengan data Riskesdas ini dan dimanfaatkan sehingga masalah-masalah dan program yang dilakukan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota bisa sesuai dan mengenai sasaran,” pungkasnya. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!