Tradisi Ziarah Kubur Rutin Dilakukan Cawabup Nurani

0
726
- iklan atas berita -

Metro Times Kendal – Di tengah kesibukannya maju sebagai salah satu kontestan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kendal tahun 2020, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Yekti Handayani terus berupaya untuk tidak meninggalkan ziarah ke makam para Wali-wali Allah.

Perempuan yang akrab disapa Ani tersebut, yang telah lama konsen terhadap dunia pendidikan ini saat berziarah ke Makam Kiai Abdul Wachid dan Kiai Condro Lukito di Desa Kerikil, Kecamatan Pageruyung, Jumat (30/10/2020), menuturkan, ziarah kubur mempunyai makna yang sangat bagus dalam menguatkan ruhaniah umat Islam.

Menurutnya, ziarah kubur bukan sebatas datang di area pemakaman, tetapi wujud mengingat kematian dan masa depan akhirat yang akan dilalui manusia.

“Dengan ziarah kubur, manusia akan mempersiapkan diri lebih baik dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Ani menjelaskan, dengan ziarah kubur kepada orang tua dan ulama pendahulu kita, adalah mengembalikan manusia, agar bisa menyiapkan diri menuju akhirat.

ads

“Selain dengan bersosialisasi, kami juga melakoni ikhtiar batin salah satunya dengan terus berdoa hingga berziarah ke makam agamawan di Kendal,” kata Ani yang berpasangan dengan Cabup Ali Nurudin di Pilkada Kendal.

Dirinya berharap, tradisi ziarah ini bisa diteruskan oleh mayarakat terutama generasi muda di Kendal. Menurutnya, dengan berziarah ke makam para ulama, bisa ikut melestarikan situs sejarah penyebaran agama Islam, khususnya di Kabupaten Kendal.

““Tradisi berziarah kubur tetaplah perlu dilestarikan karena tidak bertentangan dengan syari’ah Islam. Bahkan, malah dapat mengingatkan kita akan kehidupan di akhirat nanti,” imbuh Ani.

Sementara itu, pengelola makam, Miftahul Huda mengungkapkan, baik kiai Condro Lukito maupun kiai Abdul Wachid adalah santri dari Kanjeng Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil, salah seorang dari Walisongo.

“Makam kiai Condro Lukito dan Kiai Abdul Wachid ramai dikunjungi peziarah saat malam Jumat Kliwon atau Jumat Manis malam Sabtu. Para peziarah datang dari berbagai daerah di Indobesia,” ungkapnya. (Gus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!