- iklan atas berita -

 

Metro Times (Surabaya) — Kondisi dunia, Indonesia termasuk Jawa Timur saat ini tengah menghadapi tantangan yang berat seperti negara akibat merebaknya Covid-19 yang tentunya mengganggu dunia usaha dan perekonomian rakyat.

Haryo Prasojo Ketua DPD APJI Jawa Timur mengutarakan, dengan kondisi seperti sekarang ini, kita menghadapi masa sulit tidak hanya dari sisi Covid-19, tapi juga dilihat berdasarkan sisi ekonomi kerakyatan. Kalau kita harapkan pemerintah membuka akses kerumunan masyarakat itu juga susah, karena dalam kondisi Indonesia menghadapi Covid-19. Saya paham pemerintah mencegah penyebaran virus ini agar cepat selesai. Tetapi ada beberapa usaha yang tidak bisa jalan dan kalau ini dibiarkan urusan ekonomi akan terganggu.

“Usaha Jasa Boga mengalami kesusahan dalam cash flow perusahaan, karena dengan maklumat Kapolri yang tidak mengijinkan adanya kerumunan masyarakat sehingga kita kehilangan omset tidak hanya sekedar 20% atau 30%, bahkan kita sampai tidak menerima apa-apa artinya 0%,” ungkap Haryo, pengusaha muda di dunia Jasa Boga.

Dengan kondisi sulit seperti sekarang ini kita susah mencari fresh money untuk tetap berputarnya roda usaha. Lanjut Haryo menjelaskan, kalau ada anggota kami yang punya tabungan lebih, cash flow berbanding dengan biaya operasionalnya sekitar 3 sampai 4 bulan mungkin mereka masih aman, akan tetapi yang punya tabungan hanya sekedar satu bulan atau dua bulan saja itu akan menjadi bom waktu bagi perusahaan yang ada di Jawa Timur.

ads

“Saya harap pemerintah bisa memberikan suatu stimulus ekonomi untuk kelanjutan usaha seperti kredit bunga murah dengan cicilan jangka waktu yang cukup lama, tidak satu tahun tapi bisa 3 tahun sampai 5 tahun untuk permodalan kami memulai usaha, setelah beberapa minggu berhenti,” ucap Haryo saat di temui wartawan di Surabaya, Selasa (31/3).

Bulan April merupakan bulan Ramadhan dan memasuki bulan kemenangan Hari Raya Idul Fitri. Puasa dan lebaran sendiri ada cash outflow untuk pembelanjaan juga besar dan inflasi sendiri dijaga juga disaat moment puasa dan lebaran.
“Adanya wabah Covid-19 seperti ini, karyawan dan pengusaha jasa boga tidak merasakan kenikmatan lebaran yang seperti tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, karena kita harus menghemat cash flow dan juga harus membatasi pergerakan kita,” cetus Haryo.

Anggota APJI Jawa Timur ada 100 perusahaan, dan semua juga kena imbas, seperti di Madiun, Banyuwangi, mereka juga merasakan hal yang sama juga dengan kondisi Covid-19 ini.

“Saya harap virus corona ini cepat mereda, kita semua bisa bekerja, paling tidak untuk mengatasi hal seperti ini yang saya harapkan pemerintah memberi permodalan untuk usaha kembali,” imbuhnya.

Rama Rukmana ketua bidang organisasi APJI Jawa Timur menambahkan, saya mengharapkan pemangku kepentingan yaitu pemerintahan untuk bisa memberikan solusi, terutama pada kami yang tidak hanya memikirkan perut kami sendiri, tetapi banyak orang-orang yang juga bergantung pada keberlangsungan usaha kami dan itu yang jadi ujung tombak dari usaha-usaha kami tersebut.

“Usaha saya bisa bertahan tidak sampai puasa atau akhir April ini kalau memang dengan situasi terus menerus ini yang berat, artinya untuk mempertahankan usaha. Bahkan saya sudah mencoba bernegosiasi dengan karyawan untuk mencari win-win solution, dan itu memang sangat susah karena saya hanya mampu memberikan gaji sepersekian persen dari yang biasa,” paparnya.

Lanjut Rama menjelaskan, saya coba mengajukan permohonan keringanan kredit di bank, untuk mengatasi ekonomi kerakyatan saat Covid-19, tapi apa jawaban pihak bank kepada kami, ‘Sampai sekarang belum ada peraturan pemerintah yang mengatur restrukturisasi tersebut. Dan solusinya adalah, saya diberi beberapa pilihan, termasuk salah satunya top up untuk jumlah kredit yang masih ada di saya. Kemudian diberikan perpanjangan, seperti contoh, saya tinggal 6 bulan diperpanjang menjadi 11 sampai 12 bulan dengan mengikuti suku bunga yang ada dan seterusnya.

“Dan ketika saya menanyakan dengan kondisi yang sekarang ini saya tidak ada orderan, saya tidak ada hal yang bisa saya kerjakan yang produktif, jawaban dari pihak bank, Itu dikembalikan ke nasabah masing-masing, dalam artian ketika saya tetap tidak mampu untuk membayar cicilan perbulan selama sebulan atau dua bulan itu akan berpengaruh ke posisi BI cek list, dan itu otomatis akan menjelekkan kondit saya di bank, itu juga saya tidak mau karena saya bukan tipe mau mengemplang di bank, tetapi karena kondisi,” pungkas Rama. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!