- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pemerintah pusat memangkas alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Purworejo dengan pengurangan yang cukup signifikan. Padahal pemerintah daerah mengharap ada penambahan seiring tingginya kebutuhan pupuk di daerah tersebut.

“Kami belum tahu pasti apa yang menjadi pertimbangan pemerintah pusat. Dari penjelasan Kementerian Pertanian, pabrik kesulitan mendapat bahan baku akibat perang Rusia dan Ukraina, karena bahan bakunya dari sana” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Purworejo, Kata Hadi Sadsila, Kamis (11/1/2024).

Sadsila menyebut pada 2023 lalu Purworejo memperoleh jatah pupuk urea bersubsidi sebanyak 14 ribu ton, NPK (phonska) 12 ribu ton, dan NPK Kakao 20 ribu ton. Sedangkan untuk 2024 alokasi pupuk Urea bersubsidi di daerah ini hanya 9.051 ton, NPK-Phonska 5.977 ton serta Urea Kakao 1.772 kg.

“Di Purworejo petani yang terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi tercatat sebanyak 74.084 orang. Kami berharap, seharusnya ditambah kuotanya, tapi untuk tahun ini ternyata malah berkurang,”ujarnya lagi.

Seiring kebijakan tersebut, DKPP Purworejo kini harus bekerja keras untuk menenangkan para petani. Pihaknya berharap pengurangan ini tidak menimbulkan gejolak dan musim tanam berjalan lancar seperti biasanya.

ads

Dia menambahkan bahwa, pengurangan kuota pupuk bersubsidi tidak hanya terjadi di Purworejo. Hal yang sama juga dilakukan Kementerian Pertanian di daerah lain dengan rata-rata pengurangan mencapai 51 persen.

“Kalau bicara kebutuhan, sesuai luas lahan di Purworejo sekurang-kurangnya kita butuh sekitar 12 ribu ton pupuk urea dan 9 ribu ton pupuk NPK phonska. Karena pengurangan ini maka kami bersama petani harus berfikir keras supaya musim tanam kedua dan musim tanam ketiga tahun 2024 tidak terganggu,” sebut Sadsila.

BERALIH KE PUPUK ORGANIK

Hadi mengemukakan, petani padi di Purworejo mayoritas masih bergantung dengan pupuk kimia. Dia berharap mulai saat ini bertahap untuk beralih menggunakan pupuk organik.

“Upaya merubah dari pupuk kimia ke pupuk organik terus kami lakukan. Tetapi petani belum bisa serta merta. Pelan-pelan akan kami dorong terus,” ujarnya.(dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!