Metro Times (Purworejo) Sejumlah peternak di Kabupaten Purworejo serius untuk dapat melakukan pencegahan dan penanganan secara mandiri terhadap penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sapi yang akhir-akhir ini kian merebak. Pasalnya, saat ini stok vaksin untuk penyakit LSD tersebut belum mencukupi.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Jateng VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Vita Ervina SE MBA, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Beternak Sapi dan Penanganan Penyakit LSD yang berlangsung di Ballroom Hotel Plaza Purworejo, Rabu (5/4/2023). Bimtek difasilitasi oleh DPR RI bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI melalui Balai Besar Vetereiner (BBVET) Wates dan diikuti puluhan peserta perwakilan kelompok tani serta penyuluh dan pendamping pertanian Kabupaten Purworejo.
Vita Ervina mengaku belum lama ini telah mendapat informasi bahwa penyakit LSD sudah banyak merebak. Bahkan sudah menjangkau seluruh wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Purworejo.
“Sehingga (peternak) perlu mendapat pengetahuan bagaimana kemudian bisa menangani, sambil menunggu vaksin yang akan kita dorong dari pusat,” katanya.
Menurutnya, stok vaksin untuk wilayah Jawa Tengah dan seluruh Indonesia masih kekurangan. Belum semua hewan ternak sapi mendapatkan vaksinasi LSD.
“Ini masih secara nasional sudah kita kumpulkan data-datanya dari berbagai daerah, Jawa Tengah sendiri sudah hampir seluruh daerah terdampak, vaksinnya sendiri masih kita upayakan, sudah ada tapi masih kurang, masih belum bisa mencukupi semua,” sebutnya.
Dengan bimtek ini, diharapkan para peternak dapat melakukan manajemen beternak sapi dengan baik, terutama dalam mencegah dan menangani penyakit yang menjangkit hewan ternaknya. Selain itu, Vita juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada asuransi ternak sapi sehingga jika ada kejadian wabah seperti ini, maka mereka dapat terbantu.
“Harapannya peternak tradisional bisa memanfaatkan kegiatan ini untuk bagaimana mereka melakukan manajemen ternak sapi walaupun secara individual, kemudian juga bisa memanfaatkan asuransi ternak sapi ketika ada kejadian seperti ini, bisa dibantu, apabila ada yang mati bisa mendapat bantuan,” terangnya.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Sri Sulastri, yang hadir dalam bimtek mengkonfirmasi bahwa LSD sudah masuk ke Purworejo. Diperkirakan saat ini yang terjangkit LSD sudah ada 26 hewan ternak.
“Sudah (masuk Purworejo), tapi sudah ada penangananya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BBVET Wates, Dokter Hewan, Hendra Wibawa menjelaskan bahwa sebenarnya vaksin ini sudah ada. Namun, memang belum mencukupi kuotanya.
“Kan awal menyerang di Sumatra, akhir tahun kemarin mulai masuk Jawa Tengah, semua kabupaten di Jateng sudah dapat vaksin tapi dari sisi ketercukupan memang belum mencukupi, dibanding jumlah hewan. Semoga tahun ini bisa terpenuhi semua. Tapi strateginya bagaimana melindungi (dengan vaksinasi) hewan yang belum terinfeksi dahulu,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa selain menggunakan vaksinasi, ada beberapa pencegahan pemyakit LSD yang bisa dilakukan oleh para peternak. Salah satunya yakni dengan memperhatikan kebersihan kandang.
“Mengurangi risiko menumpuknya kotoran, lembab dan tidak bersih di kandang karena ini ditularkan lewat lalat, nyamuk dan lainnya. Bagaimana ketika ada hewan yang sakit melakukan pengobatan dan menambah vitamin, mengurangi tingkat keparahan. Sosialisasi sudah ada ke peternak-peternak, salah satunya pembinaan hari ini,” tandasnya. (dnl)