- iklan atas berita -

METRO TIMES ( Ambon )  Anggota Pansus Provinsi Maluku gelar rapat bersama PT. Bumi Perkasa Timur (BPT) di ruang rapat Paripurna kantor DPRD Provinsi Maluku, Senin 19/06/23.

Rapat yang di gelar tersebut lantaran Pansus menduga kalau PT. BPT yang telah mengakomodir para preman untuk menagih retribusi didalam pasar mardika Ambon.

Hal tersebut sehingga PT Bumi Perkasa Timur (BPT) membantah, karena PT. BPT tidak mengkoordinir preman untuk menarik uang retribusi dari Para Pedagang Pasar Mardika Ambon.

Bantahan tersebut disampaikan manajer PT BPT, Mochamad Marasabessy saat rapat Pansus Pengelolaan Pasar Mardika DPRD Maluku.

Mochamad mengatakan oknum preman yang bertindak memeras pedagang bukan dari PT. BPT.

ads

“Kami dari PT Bumi Perkasa Timur terkait dengan apa yang disampaikan, yang viral terkait retribusi sampah PT BPT tidak terlibat sama sekali dengan hal-hal itu,” kata Mochamad.

Dia menegaskan, PT BPT hanya mengelola 140 ruko sesuai dengan kesepakatan bersama dengan Pemerintah Provinsi Maluku.

” PT BPT sesuai dengan MOU dengan Pemprov kami kelola ruko yang ada dikompleks,” jawab Mochamad singkat.

Menanggapi hal itu,, Anggota Pansus DPRD Provinsi Maluku, Anos Yeremias mengatakan PT BPT harus melaporkan oknum preman bila bukan anggota perusahaan.

“Kalau memang bukan PT BPT, laporkan ke Kepolisian. Ini viral dan membawa-bawa PT BPT,” tegasnya

Sebelumnya, seorang oknum preman di Pasar Mardika Ambo menagih uang retribusi kepada para pedagang di depan Hotel Wijaya hingga Rp 20 Ribu, Senin 12/06/23 lalu

Dalam video yang direkam para pedagang juga menunjukkan meja para pedagang bahkan dipindahkan lantaran enggan membayar.

Oknum preman tersebut mengenakan baju kaos merah dibantu salah seorang yang mengenakan rompi juru parkir bertuliskan “Jukir DISHUB AMBON” dan mengatakan hanya mengikuti perintah bos, dia juga mengaku berasal dari PT BPT.

Diketahui, Salah satu pedagang, mengaku biasanya ditagih retribusi sebesar Rp 10 Ribu dan baru kali ini ditagih dua kali lipat.

Dia dan beberapa pedagang lain pun enggan membayar dan berujung barang dagangannya jatuh dan meja jualannya dipindahkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!