- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) — Berawal dari kedatangan tamu istimewa di Posko SAH, Seniman Ludruk Surabaya Cak Suro dan Den Bei.

Para tokoh seniman ludruk ini menyampaikan aspirasi pentingnya melestarikan budaya asli Suroboyo berupa kesenian LUDRUK, PARIAN, TEMBANG JULA JULI, REMO dll untuk dinaikkan menjadi budaya yang berkelas dengan menampilkan dari mall ke mall dan disediakan tempat pertunjukan rutin ditempat yang representatif sebagai tujuan wisata budaya.

Sehingga calon wakil Walikota Surabaya di Pilkada serentak 2020, Siti Anggraeni Hapsari atau yang akrab di sapa SAH mengadakan acara “Ngopi Bareng dengan Bu SAH”, yang dihadiri seniman Cak Suro dan Cak Eko London, beserta para tokoh masyarakat pecinta seni Surabaya, dengan iringan musik Campursari Keroncong.

ads

Siti Anggraenie Hapsari atau SAH mengatakan, pesan yang mereka sampaikan, cobalah untuk mengangkat seni dan budaya tradisional Surabaya untuk lebih memasyarakat, terutama anak-anak muda, karena anak-anak muda ini kalau kita tanya, mereka tidak tahu, Tembang Jula Juli, Parian, maupun Ketoprak.

SAH mengutip pernyataan seniman Ludruk Surabaya Cak Suro dan Den Bei saat berkunjung di Posko SAH, “Ibu harus beda dari yang lain, karena Ibu SAH berani mengangkat kesenian tradisional untuk dipertunjukkan di tempat yang lebih eksklusif, misalnya di mall yang ada kalangan-kalangan kelas menengah ke atas.

Sementara SAH menyampaikan, “Dalam program saya adalah menjadikan Surabaya itu menjadi kota wisata keluarga juga, ada suatu tempat-tempat hiburan yang bisa menjadi tujuan berwisata, dengan menyelenggarakan pertunjukan Ludruk kemasannya bagus, atau Reog Ponorogo dengan kemasan bagus”.

Mengenai gagasan Sentral Batik, SAH ingin sekali Surabaya memiliki sentral batik dan itu tidak terlalu sulit untuk direalisasikan.
“Sentral batik bisa dibuat, yang penting ada goodwill (niat baik), ada kemauan, kemudian kita buat perencanaan yang sistematis, dan kita mengadakan pelatihan kepada masyarakat. Kita juga adakan lombakan desain batik Surabaya yang mempunyai ciri khas Surabaya, dan bisa menjadi ikon, sehingga batik Surabaya ini sangat dikenal,” paparnya.

Seperti ex Jarak-Dolly itu mungkin salah satu tujuan daerah yang menjadi sentra batik. Kalau dulu terkenal daerah prostitusi terbesar se-Asia Tenggara, kini kita rubah menjadi daerah pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi dan bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Seperti Solo ada kampung Laweyan, orang datang di setiap rumah jual batik,” pungkas SAH. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!