- iklan atas berita -

MetroTimes (Surabaya) – Surabaya kini sudah berubah sehingga mancanegara pun ada yang belajar dari Surabaya. Lahan-lahan sudah dikembalikan menjadi taman-taman sebagai paru-paru kota dan juga tempat wisata gratis warga Surabaya. Demikian pula dengan kali-kali yang bisa menjadi wisata air.

Cak Suro tokoh kesenian Surabaya mengatakan, banyak sekali icon-icon dari Surabaya ini sebenarnya dari dulu menjadi barometer. Salah satu contoh, ketika kita ketemu wong-wong Jakarta, wong-wong Medan, ketika tahu kalau arek Suroboyo mereka berusaha ngomong bahasa Suroboyo, ‘arek-arek kabare yok opo’.

Surabaya ditinggali nenek moyang banyak sekali, contohnya kita punya lima lagu khas, koyok lagu ‘Rek Ayo Rek’, ‘Jembatan Merah’, ‘Semanggi Suroboyo’, ada ‘Tanjung Perak’, ada ‘Kalimas’. Nah sekarang melihat Surabaya kayak begini macamnya, kayak begini indahnya.

Lebih lanjut Cak Suro mengutarakan, Sekarang Surabaya begitu sangat berubah yang saya rasakan. Saya ingin, terima kasih kepada Surabaya. Dan masyarakat ini seharusnya juga berterimakasihlah pada Surabaya, itu seperti apa ?. Terutama kepada ibu Risma, saya sedih kalau banyak yang nyerang-nyerang soal politik, karena tidak melihat bagaimana perjuangan bu Risma sampai sakit sebagainya.

“Sering ngobrol-ngobrol di medsos itu ada yang menyerang bu Risma, langsung ta tantang koen lanang aku lanang, koen wani nutup Doli. Siapapun ga peduli Jendral petak, tutupen Doli kalau berani. Nah itu kan suatu prestasi yang tidak bisa kita lupakan dan bu Risma bagi saya Legend,” tegas Cak Suro yang didampingi Cak Eko Londo, saat ditemui di pasar ikan hias Gunung Sari Surabaya, Sabtu (31-10-2020).

ads

“Saya suka hidup di era ini dan saya berterimakasih sama Alloh hidup di zaman bu Risma, karena bu Risma nanti akan menjadi Legend. Wali Kota pertama dan Wali Kota yang bisa merubah Surabaya menjadi millenial,” ungkapnya.

“Mimpi yang dikejar adalah sebuah cita-cita yang membawa perubahan menuju kebaikan. Sebetulnya saya punya mimpi, dan ketika mimpi ini berhenti, itu kekhawatirannya yang melanjutkan ini tidak bisa atau tidak sesuai, dan tidak nyambung dengan ibu Risma ini ya tunggu waktunya untuk kehancurannya. Dan itu bisa dipastikan, karena contohnya sudah ada,” paparnya .

Menurut Cak Suro, ibu Risma Orangnya baik, orangnya spontanitas dan orangnya benar-benar jiwa raga full untuk memperbaiki kota Surabaya. Pemimpin kedepan ini kita harapkan SDMnya, kemanusiaannya, dan ada tindak lanjutnya. Ibu Risma sering di frame suka marah-marah, kemarin saya sempat virtual dengan bu Risma, bu Risma ngomongnya apa, ‘Saya spontanitas Cak’. Artinya kalau bu Risma kayak gitu, karena dia benar-benar pemimpin yang memikirkan semuanya. Dan responnya langsung begitu, tapi itu bagi saya tidak jelek, karena kalau pemimpin yang tidak reaksi, ya karena dia pemimpin yang tidak memikirkan apa-apa.

“Banyak yang di bantu ibu Risma, mengenai orang sakit, anak-anak yang tidak sekolah, manual atau lansia banyak yang tertolong. Saya aja sebagai seniman banyak yang ditolong. Bagi saya ibu Risma Legend, karena membuka kota ini, jalan-jalan dibesarkan, banjir sudah tidak ada hanya genangan sedikit-sedikit. Itu hal sesuatu bagi saya pribadi, seharusnya ini terima kasih, soal politik ini salah, tapi matur nuwun sama bu Risma. Dan berkelanjutan,” imbuh Cak Suro. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!