- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) — Dr. Sutjipto Joe Angga, MBA, MPM, MTh menetapkan diri sebagai pelayan masyarakat untuk lebih memajukan kota Surabaya. Sehingga berangkat sebagai Bakal Calon Walikota (Bacawali) Surabaya lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) demi “Surabaya Juara Bersama Angga (SJA)”

Sembari menunggu surat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan, Sutjipto Joe Angga (SJA) tetap fokus melayani dan membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Selama masa Covid-19 ini masyarakat dan pemerintah mendapat kesempatan besar mengaplikasikan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila secara riil.

Wabah Covid-19 yang melanda hingga memasuki awal Juli 2020 mendorongnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 akan melambat menjadi maksimal 2 persen dan itu adalah asumsi dari PSBB di bulan April hingga Juni,” terang Angga pada media di Surabaya, Sabtu (4/7).

ads

Seperti masalah pendidikan di kota Surabaya, terkait sistem Zonasi PPDB SD dan SMP, Angga menanggapi santai. “Saya setuju dengan sistem Zonasi, dikarenakan kota Surabaya merupakan kota metropolitan. Sejatinya ini pusat pendidikan, harusnya di tiap sudut wilayah di kota Surabaya didirikan sekolah. Pemkot Surabaya belum mengimplementasikan maksud zonasi pendidikan, sehingga membingungkan orangtua.”

“Karena beban kebutuhan suatu keluarga sudah banyak tergerus untuk mencukupi biaya anaknya menempuh dunia pendidikan. Mulai dari bensin, pulsa, uang saku yang bisa menghabiskan 50% dari pendapatan suatu keluarga itu,” ungkapnya.

Mengenai kesehatan, dengan masa pandemi Covid-19 ini, ia menyesali dan menyayangkan masih ada yang menjadikan lahan bisnis. Mulai dari biaya rapid test atau swab yang melonjak tinggi. Yang paling ramai masalah pemakaman pasien Covid-19, masih ada biaya untuk memakamkan sehingga masih memusingkan keluarga yang ditinggal.

“Kita harus terus berteriak pada pemerintah, tidak boleh pandemi Covid-19 ini jadi momentum lahan bisnis baik itu pihak dari negeri maupun swasta. Seharusnya anggaran pemerintah yang digelontorkan untuk Covid-19 betul-betul digunakan maksimal. Supaya pelayanan kesehatan bagi calon dan/atau pasien Covid-19 tidak disalahgunakan,” cetusnya.

Dengan keadaan sulit di masa pandemi, dalam segala aspek yang dirasakan oleh masyarakat Surabaya, maka dalam Pilwali Surabaya seharusnya profil pengusaha yang harus diutamakan.

“Masyarakat yang akan memilih, harus menilai dari Orang berintegritas yaitu memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Bisa di lihat niat baiknya, keuletan mengolah perusahaan, mengolah perekonomian keluarga berdiri sendiri itu mempengaruhi kepemimpinan negara. Jangan lihat nama besar,” ucapnya.

“Masa new normal dikira pejabat itu sudah normal, terus otomatis usaha bisa jalan, ya tidak; usaha kecil sudah terlanjur luka. Dan perekonomian ini benar-benar hancur,” jelasnya.

Menurut Cak Angga terkait surat ijo, ia punya strategi yang khusus dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan itu. Karena dia sendiri tau celah perdata dan pidananya yang sesuai aturan perundang-undangannya mampu mewujudkan harapan masyarakat Surabaya itu terbebas dari jeratan Surat Ijo. (nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!