- iklan atas berita -

 

MetroTimes (Surabaya) – SD Muhammadiyah 4 menggelar Pentas Seni, yang menampilkan kreasi seni siswa siswi yang bertema “Seni Passionku, Seni Jiwaku”. Diadakan di halaman sekolah SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, Selasa (20/6 /2023).

 

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Edy Susanto MPd., menyampaikan, Pentas Seni digelar dalam rangka untuk kegiatan akhir tahun ajaran semester genap, yaitu kita angkat pentas seni dengan tema “Seni Passionku, Seni Jiwaku”.

ads

“Kita menyalurkan bakat dan minat anak-anak dalam kegiatan ekstra kulikuler. Bakat apapun yang dimiliki oleh anak itu kita gali, kita fasilitasi, kemudian kita salurkan untuk membangun kepercayaan diri anak-anak. Sehingga membuat anak-anak senang beraktivitas yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Dan ini juga dalam rangka untuk memberikan pengalaman positif kepada anak-anak,” terang Edy disela-sela acara.

Dalam hal ekstra kulikuler di Muhammadiyah 4 Surabaya mempunyai tag line it sure has talent (setiap anak memiliki bakat).

 

Ia juga menuturkan, Kita optimis, kita meyakini bahwa sebenarnya semua anak itu mempunyai bakat. Sehingga bakat itu harus digali dan disalurkan dalam kegiatan ekstra kulikuler, karena di Muhammadiyah 4 Surabaya itu mempunyai 36 ekstra kulikuler. Mungkin diantara sekolah – sekolah SD itu kami ukurannya terbanyak dan berkelas.

“Kita bisa melihat tampilan mulai dari panahan, Robotika, bahkan anak-anak yang ekstra menulis itu sudah mempunyai karya buku dan itu yang dituangkan dalam 19 judul buku karya anak-anak. Ini kan sesuatu karya yang luar biasa, ternyata apabila kita gali potensi anak-anak, kita arahkan, kita bimbing, itu bisa berkarya mereka,” tandasnya.

Dengan antusias Edy menjelaskan, jadi saya kira semua anak bisa berprestasi, maka semua anak punya kesempatan untuk berkarya. Tinggal bagaimana kita menggali potensi dan bakat anak-anak. Maka untuk menggali potensi dan bakat siswa-siswi, SD Muhammadiyah 4 membuat surat edaran yang kita berikan pilihan-pilihan ekstra kulikuler, dan di Mudipat itu ada ekstra wajib dan ada ekstra pilihan.

Ekstra wajib, saya kira semua orang sepakat yaitu terkait dengan kecakapan hidup, itu namanya Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah. Melati anak untuk menjadi anak yang tangguh, anak yang ulet, anak yang mampu bisa bekerjasama, anak yang cinta tanah air, bangsa dan negara.

Ekskul yang tidak wajib itu macam-macam, ada seni musik, Seni suara, Seni Rupa, gamelan dan yang lainnya itu tidak wajib.

Menurut Edy, ekstra kulikuler itu akan membangun anak untuk percaya diri dan membangun anak untuk memiliki pengalaman positif dan melatih anak untuk bisa bekerja sama. Maka prinsip-prinsip dalam kegiatan ekstra kulikuler itu yang kita bangun. Kalau prestasi itu sebagai hasil dari kerja keras, bukan tujuan, karena prestasi itu seperti reward atau penghargaan dari kerja keras.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Anak yang memiliki kecakapan seni dengan anak yang hanya cakap di akademis itu ada perbedaan. Yang baik itu akademiknya Ok kemudian non akademik ok, maka mereka seimbang. Jadi membangun keseimbangan, bukan hanya yang pandai di akademik, karena didalam non akademik itu juga melatih keseimbangan anak, contoh, anak bisa menguasai seni itu membangun keseimbangan. Seni itu menghaluskan rasa, sehingga ketika anak itu berkomunikasi itu dia juga akan halus, lembut, karena ada non akademik yang mendukung di akademiknya.

Harus seimbang, tidak boleh non akademik saja, harus dibangun yang Akademik nya juga. Sehingga logika anak itu jalan, kalau anak akademiknya bagus, logikanya bermain, tetapi diasah dengan rasa, itu akan lebih lengkap. Tapi kalau hanya mengedepankan rasa tanpa logika itu juga nanti akan bahaya.

“Jadi antara akademi dan non akademik harus seimbang, tujuannya akademik untuk menguatkan logika, kemudian yang non akademik untuk menguatkan rasa. Maka antara rasa dan logika itu seimbang, yang namanya seimbang itu bagus sekali. Itu jadi PR sekolah,” kata Edy.

“Apa yang diajarkan di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya itu sebagai pondasi, nanti ketika mereka jadi pejabat, bicaranya juga lembut, logikanya main, bisa merasakan penderitaan orang lain, bisa berempati, akan menjadi pemimpin masa depan yang sukses,” ujarnya.

Sekolah tidak bisa berperan sendiri, keberhasilan sekolah itu sebenarnya harus ada dukungan dari masyarakat atau dari wali murid.

“Peran orang tua sebenarnya harus dominan, karena sekolah hanya memfasilitasi. Sekolah pun waktunya terbatas, tapi orang tua mempunyai 24 Jam untuk anak. Coba kalau waktu libur dua pekan (14 hari) itu kan miliknya orang tua semua, sehingga didalam konsep pendidikan itu ada 3 dan itu konsep yang dimiliki oleh Ki Hajar Dewantoro namanya Tri Pusat Pendidikan, yaitu Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat. Tiga-tiganya tidak bisa dipisahkan, tetapi mana yang paling dominan, mana yang paling harus ditekankan ya orang tua. Baru sekolah, kemudian baru masyarakat. Masyarakat harus yang ketiga, tidak boleh yang pertama, karena masyarakat warnanya macam-macam, kita tidak bisa menentukan masyarakat. Kalau semuanya baik tidak bisa, semua jelek juga tidak bisa. Itu tergantung dimana mereka berada,” tegas Edy.

Edy menambahkan pesan kepada anak-anak, siswa-siswi harus mampu mengelola waktu, dan itu juga dukungan dari orang tua. Anak-anak mumpung masih tahap belajar, maka belajarlah dengan tekun, dengan sungguh-sungguh. Itu disampaikan Imam Safi’i. Kalau kamu tidak kuat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus kuat menahan penderita hidup. Artinya, lelah belajar itu hal yang biasa.

Berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian. Bersakit dahulu senangnya kemudian.

“Jadi belajar itu sebuah kewajiban untuk anak, untuk bisa menjadikan hidup itu bermakna, bermanfaat untuk orang lain bahkan untuk alam semesta.
Khoirunnas anfauhum linnas merupakan tulisan latin dari sebuah hadis milik Nabi Muhammad SAW. Hadis tersebut memiliki arti yang bermakna sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat kepada manusia lainnya,” tutur Edy.

“Anak-anak harus bisa mengatur waktu, meskipun diusia SD pun, jangan sampai melalaikan waktu, karena waktu itu sangat berharga, waktu itu bukan milik kita tapi bisa kita gunakan dan waktu itu tidak bisa kembali. Jadi segampang masih punya waktu maka gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya jangan di hambur-hamburkan, jangan disia-siakan karena ketika waktu berjalan sudah hilang tidak bisa kembali lagi dan waktu itu yang bisa menentukan masa depan kita,” pungkas Edy.

(nald)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!