- iklan atas berita -

Metro Times (Magelang) Papua tanah yang kaya. Itu suatu fakta yang tidak bisa di pungkiri. Hamparan kekayaan Papua dari laut, hutan bahkan tambangnya menjadi idola.

Pada tahun 2010, tokoh pemuda Magelang yaitu Anang Imamuddin yang sekaligus penulis menjadi peneliti dan konsultan politik Calon Gubernur Papua serta beberapa Calon Bupati serta Walikota berkesempatan keliling tanah Papua. Dari pantai sampai pegunungan sudah pernah di jelajahinya. Mulai dari Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura, Timika, Puncak Jaya sampai ke Merauke pernah di datangi dan di singgahi.

Menurut Anang, oang Papua orang yang sangat baik apabila kita juga bersikap baik. Bahkan SAKING baiknya mereka pun rela membela kita dengan mempertaruhkan segalanya. Keunikan saudara-saudara di Papua memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia.

Anang menambahkan, saat itu dirinya berkeliling Papua dan menyaksikan sendiri betapa kayanya tanah Papua tersebut. Akan tetapi memang kekayaan tersebut belum begitu terasa untuk memajukan Papua baik dari sisi sumber daya manusia atau pun komponen pembangunan lainnya. Walaupun ada dana otonomi khusus yang sangat besar ternyata implementasi di lapangan juga masih sangat kurang.

Selain menikmati keindahan alam yang masih asli, Anang juga sempat mengikuti upacara bakar batu untuk perdamaian dua suku yang berperang di kota Timika Papua. Suatu kearifan lokal untuk berdamai dan kembali bersaudara. Hal yang unik lainnya di Papua yang tidak ada di tempat lain yaitu sistim pencoblosan dalam sebuah Pilkada yang disebut sistem noken. Yaitu suara atau hak pilih politik yang diwakilkan pada kepala suku. Maka semua anggota suku suaranya secara mutlak mengikuti pilihan dari kepala suku tersebut. Hal ini sah secara Undang-undang karena memang di atur untuk wilayah Papua pegunungan.

ads

Semua cerita indah tentang Papua sesaat terhenti dengan terjadinya insiden rusuh di Manokwari, Sorong Papua Barat serta pergerakan massa di Jayapura Papua. Ada aksi tentunya akan menghasilkan reaksi. Entah itu murni atau di tunggangi. Setelah ricuh beberapa aksi masyarakat di kota Surabaya, Malang serta Semarang yang menjadikan mahasiswa Papua merasa di intimidasi dan dicaci yang berbau rasis, munculah insiden rusuh tersebut. Tentunya adanya provokasi-provokasi di medsos. Kantor DPRD Papua Barat dibakar, Bandara Sorong di rusak. Yel yel “usir usir usir pendatang, usir pendatang sekarang juga”.

“Miris melihat fenomena ini, hal ini harus segera diredam dengan semua pimpinan dan tokoh untuk menyudahi semua pertikaian yang ada. Yang bersalah harus dengan ksatria meminta maaf. Pihak yang lain pun harus dengan rendah hati memberi maaf,” terang Anang yang sekaligus Panglima FA UIB Jateng-DIY.

Pada kesempatan ini, Anang yang berasal dari pemuda desa dari lereng Merapi Magelang Jawa Tengah, menyeru kepada semua anak bangsa di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara di tanah Papua. Mari di sudahi semua pertikaian ini.

“Saya menghimbau kepada semua aparatur negara, TNI dan POLRI turun menyapa anak bangsa dengan hati. Siapa pun itu, mereka adalah anak bangsa ini,” tambahnya.

“Kita jangan mau di adu domba dan di pecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terutama pihak asing yang memang berharap Papua merdeka. Sehingga mereka lebih leluasa menguasai semua sumber daya dan kekayaan yang ada,” pesannya.

Stop segala bentuk rusuh dan anarkisme di tanah Papua. Lindungi semua putra putri Papua di Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera atau dimana pun mereka berada. Begitu juga lindungi semua pendatang yang ada di tanah Papua. Beda suku, ras dan agama adalah kekayaan Indonesia. Yang terpenting saling menghargai dan menghormati.

Membangun Papua dengan cinta akan menyelesaikan masalah di samping harus ditegakkannya keadilan disana. Separatisme Papua bisa kita lawan dengan keseriusan membangun Papua yang berkeadilan. Solid bersatu untuk Indonesia Raya.

“Salam dari desa untuk pace mace di Papua,” jelas Anang Imamuddin, Selasa (20/08). (Arif)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!