Metro Times (Purworejo) Berbagai permasalahan yang terjadi selama pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener, tak menghentikan progres pembangunan. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) selaku pemangku mega proyek itu saat ini telah mulai membangun terowongan pengelak (diversion tunnel).
Bendungan Bener memiliki panjang 534 meter, tinggi 159 meter dan tebal pondasi tapak (dasar) bedungan setebal 10 meter digadang menjadi bendungan tertinggi di Indonesia.
Ground breaking terowongan yang masuk dalam paket I dengan PAGU anggaran Rp600 M itu telah dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2021 lalu.
“Terowongan pengelak masuk dalam paket I, memiliki panjang 865 meter dan tinggi 7 meter berbentuk tapal kuda. Berfungsi untuk membelokkan aliran Sungai Bogowonto sementara supaya lokasi bendungan kering,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik Bendungan, Yushar Yahya saat memberi keterangan pers, di kantor paket I, Desa Kemiri, Kecamatan Gebang, Kamis (24/9).
Terowongan pengelak sangat penting karena paket 3 dan paket 4 baru bisa berjalan setelah tunnel itu selesai dibangun. “Target kami, terowongan akan selesai Bulan Agustus 2022 mendatang. Saat ini telah berhasil membangun 30 meter,” lanjut Yushar.
Progres keseluruhan proyek Bendungan Bener telah mencapai 11,5%. Masih ada berbagai permasalahan yang menyelimuti proyek tersebut. Banyak manfaat yang dapat diperoleh jika bendungan tertinggi di Indonesia itu jadi.
“Manfaat bendungan selain bisa mengairi 15.500 hektar lahan, dapat menghasilkan air bersih 1.500 liter/detik, dibagi untuk tiga wilayah, Kabupaten Purworejo (500 lt/detik), Kabupaten Kebumen (300 lt/detik) dan Kabupaten Kulon Progo 700 lt/detik,’ terang Yushar.
Lalu bisa menghasilkan listrik tenaga air sebesar 10 Mega Watt, mereduksi air banjir sebanyak 7 juta kibik serta bisa untuk dijadikan destinasi wisata. (dnl)
