Metro Times (Purworejo) Sejumlah anggota tim penilai lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo, menilai Program Kampung Cantik di Desa/Kecamatan Loano, Kamis (22/10). Tim mendatangi Dusun Tanuprayan dan Pongangan
yang ditunjuk untuk mewakili Desa Loano.
Kabid Penaatan dan Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Purworejo Muda Kanuni mengatakan, ada dua tim yang dibentuk untuk menilai konsep Kampung Cantik yang diajukan desa. “Ini adalah lomba yang diikuti 16 kecamatan, kecamatan menunjuk desa dan kami datangi untuk dinilai,” katanya.
Menurutnya, lomba tersebut bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk selalu merawat lingkungannya. Lomba juga bagian dari kegiatan kampung iklim. “Tujuan pokoknya mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan,” tegasnya.
Secara umum masyarakat mampu menerjemahkan konsep Kampung Cantik di permukiman mereka. Namun ada beberapa koreksi antara lain persoalan sampah.
Warga desa masih memiliki kebiasaan membakar sampah. “Pada beberapa desa yang kami nilai, memang kendalanya rata-rata adalah soal sampah,” ungkapnya.
Kepala Dusun Pongangan Ponijan mengatakan, warga dusunnya mencoba memanfaatkan lahan sekitar rumah untuk budidaya sayuran. Warga menamakan konsep itu bernama Lumbung Pawon, yakni warga secara mandiri bisa mencukupi kebutuhan dapurnya.
Dasar konsep itu adalah kondisi pandemi yang menuntut masyarakat untuk berdikari mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Warga juga bisa saling bertukar hasil panen. Bahkan apabila hasil panen berlebih, warga menjualnya untuk menambah penghasilan,” papar Ponijan.
Kepala Desa Loano Sutanto mengemukakan, pihak desa mengapresiasi terobosan yang dilaksanakan warga Pongangan. Sutanto meyakini kegiatan itu akan berkembang seiring semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat dan adanya himpitan ekonomi akibat pandemi. (dnl)