Metro Times (Surabaya) – KPU Jatim menyelenggarakan Deklarasi Kampanye Damai, untuk mengingatkan kepada dua pasangan calon (Paslon) dan tim suksesnya agar mengedepankan kepentingan masyarakat luas, sehingga tidak perlu saling serang yang negatif, karena nanti rakyat Jawa Timur yang dirugikan.
Pada acara deklarsi tersebut panitia dari KPU Jatim tidak cermat sehingga terjadi dua peristiwa aksi protes dari masing-masing tim sukses yang sempat terjadi disela-sela acara Deklarasi Kampaye Damai di halaman parkir pusat perbelanjaan Giant Maspion square di jalan Ahmad Yani Surabaya, Minggu (18/02) pagi hari.
Peristiwa aksi protes pertama dari sejumlah masa pendukung pasangan nomer urut 2 gus ipul-puti yang ingin berusaha masuk kedalam area lokasi deklarasi kampaye damai ini sempat tidak diperbolehkan masuk lantaran tidak bisa menunjukan kartu izin masuk (ID CARD) dari KPU Jatim.
“Kami ingin masuk kedalam mengapa tidak diperbolehkan, sedangkan yang lain kok boleh masuk padahal juga tidak membawa ID CARD,” Ucap salah satu masa pendukung pasangan nomer urut 2.
Meskipun sempat tidak diperbolehkan masuk oleh petugas penjagaan yang dinilai sangat ketat disaat ketua KPU Jawa Timur sedang menyampaikan sambutannya, masa pendukung pasangan nomer urut 2 ini merasa kecewa sehingga hanya bisa melihat dari luar pagar penjagaan.
Peristiwa aksi protes kedua kembali terjadi, kali ini masa pendukung dari pasangan nomer urut satu Khofifah-Emil, melayangkan protes kepada KPU di atas panggung, disaat pasangan Gus Ipul-Puti sedang menyampaikan sambutan secara bergantian yang dirasa sudah habis waktunya.
“Panitia !!! itu waktunya sudah habis kok nggak dihentikan,” Teriak salah satu masa pendukung pasangan nomer urut satu sambil melambaikan tangannya kearah panitia.
Sementara itu, Meskipun sempat terjadi sejumlah aksi protes dari kedua masa pendukung pasangan calon gubenur dan calon waki gubenur jawa timur ini, secara keseluruhan acara deklarasi kampaye damai ini tetap berlangsung aman dan lancar hingga akhir acara.
Semoga kejadian ketidak cermatan atau yang lainnya tidak terjadi kembali,untuk menjaga situasi yang kondusif di masyarakat.(nald)
