- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 44.541.03 yang terletak di Kledung Kradenan Kecamatan Banyuurip atau depan Pengadilan Negeri Purworejo dikeluhkan konsumen. Keluhan itu muncul akibat adanya pelarangan terhadap sejumlah pengendara sepeda motor yang hendak mengisi bahan bakar jenis premium pada Selasa (21/5) siang.

Terdapat sedikitnya 9 pengendara sepeda motor yang harus gigit jari lantaran tidak berhasil mendapatkan premium. Padahal, sejumlah kendaraan roda empat dengan antrean yang cukup panjang dapat melakukan pengisian.

“Ada sekitar Sembilan motor tadi yang mau ikut antre dan tidak diperbolehkan. Padahal premium ada,” kata Himawan, salah satu pemotor asal Kecamatan Banyuurip.

Himawan mengaku sangat menyesalkan adanya pembedaan pelayanan yang diterapkan di SPBU tersebut. Terlebih, penolakan justru ditujukan terhadap kendaraan sepeda motor umum yang memiliki hak yang sama untuk menggunakan bahan bakar premium.

“Jika memang ada larangan untuk sepeda motor, tolong ini disosialisasikan juga dan apa dasar aturannya, jangan orang kecil yang selalu jadi korban demi kepentingan tertentu,” kritik Himawan.

ads

Keluhan senada juga disampaikan oleh Sutrisno, pengendara sepeda motor asal Desa Sokowaten Kecamatan Banyuurip. Dirinya mengaku menyesalkan dengan pelayanan di SPBU tersebut lantaran tidak memperhatikan sisi keadilan, apa lagi bagi masyarakat kecil.

“Ini tidak adil, mobil diperbolehkan, sedangkan motor malah dilarang (isi premium,red),” tandasnya.

Sementara itu, pengelola SPBU Pertamina 44.541.03, Wan Iman Setyawan, saat dikonfirmasi melalui telepon mengaku belum mengetahui adanya kejadian itu. Namun, pihaknya menegaskan bahwa selama ini tidak ada pelarangan terhadap pemotor untuk mengisi premium di SPBU-nya.

“Saya malah belum tahu, coba nanti saya cek dulu terkait hal itu,” katanya.

Aan mengungkapkan bahwa pasokan bahan bakar jenis premium memang kian terbatas. Karena itu, pihaknya menerapkan sistem antrean bagi konsumen di salah satu mesin pengisian.

“Barang langka, susah sekarang, jadi memang tidak selalu ada. Untuk antrean kita terapkan system antrean biar tidak salah sasaran” ungkapnya. (dnl)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!