Metro Times (Purworejo) Museum bisa menjadi wahana untuk memperkuat jati diri bangsa. Generasi muda bisa belajar tentang sejarah Indonesia dari waktu ke waktu. Belajar sejarah juga akan memperkuat jiwa nasionalisme.
Demikin diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DInparbud) Purworejo Agung Wibowo AP, usai memberi materi dalam Sosialisasi Museum Tosan Aji, Jumat (30/10). “Museum itu wahana belajar generasi muda,” tuturnya.
Menurutnya, sangat miris jika melihat ada generasi muda yang tidak paham dengan sejarah bangsanya. Mereka justru lebih mengagumi dengan hal berbau kekinian, namun lupa dengan tokoh-tokoh yang sudah membesarkan bangsanya.
Meskipun demikian, Agung menilai saat ini mulai terjadi pergeseran ketika tren kunjungan ke museum mulai didominasi anak muda. Generasi muda dan warga berusia remaja lebih sering mengunjungi museum, dibandingkan kelompok usia lainnya.
Fenomena itu terjadi seiring semakin tingginya pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum tahun 2019, kunjungan ke museum didominasi anak usia PAUD, TK, hingga SD. Sekolah membuat program kunjungan ke Museum Tosan Aji Purworejo secara rutin. Namun, tren bergeser memasuki 2019 – 2020. “Dua tahun terakhir, yang berkunjung kebanyakan adalah anak muda, juga berbagai komunitas yang ada di Purworejo dan sekitarnya,” ungkap Agung.
Pergeseran tren juga dipengaruhi pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020. Anak PAUD hingga SD melaksanakan pembelajaran secara terbatas dan menghapus kegiatan kunjungan demi mencegah potensi penularan. “Maka dengan banyaknya anak muda yang ke museum, ini menjadi kesempatan yang baik, bagi pemerintah untuk menanamkan jati diri bangsa. Pemahaman mereka tentang bagaimana bangsa ini berdiri, akan selalu terjaga,” terangnya.
Museum Tosan Aji Purworejo, lanjutnya, berbenah untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan para milenial itu. Pengelola museum mengubah display barang koleksi, menambah pencahayaan, serta menerapkan teknologi informasi. “Kami ingin nantinya orang bisa langsung melihat bentuk dan keterangan benda koleksi museum, lewat ponsel mereka. Kami juga buat beberapa akun media sosial museum, serta menggelar lomba vlog dan penulisan untuk memancing generasi muda mau ke museum,” tuturnya. (dnl)