- iklan atas berita -

Metro Times (Sleman) Pandemi covid-19 yang tak kunjung usai, ditambah dengan mutasi virus varian baru seperti Alpha, Beta, Delta dan Delta plus telah memberikan gambaran nyata pada dunia pendidikan akan ketergantungannya terhadap teknologi komunikasi. Namun, kemajuan teknologi tetap tidak akan bisa menggantikan peran tenaga pengajar seperti guru, dosen, serta interaksi belajar mengajar di kelas secara tatap muka. Pendidikan bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan dan wawasan. Tentu saja untuk hal memperoleh informasi, internet lebih pintar dan cepat dibandingkan tenaga pengajar. Pendidikan juga tentang moral, perilaku, nilai, kerjasama dan kompetensi. Hal inilah yang tidak di dapat saat sekolah secara daring. Situasi pandemi ini menjadi tantangan bagi guru untuk mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran namun tidak membebani peserta didik melalui tuntutan kurikulum sebagai syarat kenaikan kelas sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 04 Tahun 2020.

Tuntutan akan melek teknologi bukan hanya berlaku bagi guru. Pada saat yang bersamaan, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi murid dan wali murid menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang begitu pesat. Murid dan Wali murid menjadi dekat dengan whatsApp, google meet, google classroom, google form, zoom, office 365, dan aplikasi sejenisnya. Pandemi mengajarkan kita tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa siswa menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau belajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Pandemi dapat melatih serta menanamkan kebiasaan belajar mandiri bagi murid serta wali murid untuk selalu mendampingi serta mengecek hasil belajar putra putrinya. Situasi ini bukan hanya berlaku bagi wali murid. Bagi guru selaku fasilitator murid dalam menyampaikan edukasi, hal ini menjadi tantangan bahwa guru perlu memastikan bahwa murid memahami materi yang sudah dipelajari

Selain itu guru, harus mengembangkan diri dan selalu berinovasi. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti seminar pendidikan. Guru juga dituntut menggunakan aplikasi yang kekinian yang dekat dengan keseharian siswa seperti tiktok dan youtube. Hal tersebut bisa digunakan sebagai media pembelajaran siswa. Misalnya, meminta siswa melakukan tugas gerak dan tari dengan aplikasi tiktok. Tentu itu bisa menambah ketertarikan dan keberanian siswa untuk menampilkan tarian terbaiknya. Kemudian guru juga harus mengenalkan aplikasi baru yang bisa menarik minat siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas seperti educandy, kahoot, quizizz, wordwall, dan aplikasi lain sejenisnya. Meski pada awalnya terdapat kendala karena siswa belum terbiasa, siswa akan lebih tertarik untuk belajar karena mengerjakan soal serasa main game.

Penulis :
Malita Nurul Asrifah, S.Pd
SDN Nyaen 2 Kec. Sleman Kab. Sleman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!