- iklan atas berita -

MetroTimes (Jayapura Papua). Masih  belum transparan kejelasan dari proposal yang pernah diajukan Yayasan Cinta Bella yang beralamat di SP 3 Kabupaten Mimika Provinsi Papua, dengan jumlah anak” Disabilitas” atau yang berkebutuhan khusus sebanyak 84 anak, kini menimbulkan tanda tanya yang besar terhadap instansi Dinas Sosial Provinsi Papua itu sendiri.

  Pasalnya, menurut keterangan ketua Yayasan yang diketahui bernama Elisabeth Samori kepada awak Metro times di Timika mengatakan, proposal yang diajukan dengan besaran permintaan Rp.8.295.600.000,- melalui dinas Sosial provinsi Papua ke Kementerian Sosial tahun 2015 lalu, sudah dijawab namun masih belum ada kepastian dan kejelasan sama sekali oleh pihak Dinsos provinsi.

Kata ketua Yayasan ini yang biasa dipanggil “Mama Cinta Bella” menjelaskan, proposal Yayasan yg sudah diajukan 2 tahun lalu itu pada bulan Mei 2016, salah seorang staf Kemensos bidang Rehabilitasi sudah pernah menelpon dirinya ( ketua Yayasan ) bernama Rido. Bahasa yang disampaikan Rido tutur Elisabeth, Proposal Yayasan Cinta Bella tersebut sudah dijawab namun Dananya di-Decon-kan ke Provinsi Papua melalui Dinas Sosial. Jadi pihak Yayasan harus ke Jayapura untuk mencocokan proposalnya yang pernah diajukan ke Kementerian di Dinsos Provinsi pungkasnya.

Setelah bulan Juni 2016 ketua Yayasan datang ke Dinsos yang beralamat di Deplat distrik Jayapura Utara kota Jayapura, dirinya disambut oleh salah seorang kepala bidang Rehabilitasi bernama Gres Muabuai. Kemudian ungkap ketua Yayasan, kabid Rehabilitasi ini ( kini baru saja diganti, red ) akhirnya menunjukan DIPA Yayasan Cinta Bella kepada dirinya ( Elisabeth ) dan mengatakan dirinya harus balik lagi kembali ke Timika sambil menunggu selama dua ( 2 ) minggu, setelah itu baru kembali lagi untuk mengecek. Alasannya, karena dananya belum dicairkan kata Mama Cinta Bella.

Setelah dua minggu ketua Yayasan itu balik lagi ke Jayapura sesuai janji yang disampaikan Dinas, namun sama sekali tidak ada kepastian pencarian seperti yg disampaikan sebelumnya. Akhirnya pada bulan Oktober di tahun yang sama, Elisabeth Samori bersama dengan pendamping Yayasan datang kembali ke Jayapura untuk mempertanyakan Dana itu. Namun, pada kali ketiga ini, terjadilah insiden di kantor Dinas Sosial di mana kepala dinas Ribka Haluk dan Kabid Gress Muabuai dengan tegas menyuruh beberapa staf dinasnya menyeret Mama Cinta Bella keluar dari dalam kantor. Insiden memprihatinkan ini pun sudah dilaporkan ketua Yayasan ke Polda Papua saat itu.

ads

Pada peristiwa yang terjadi kali ketiga ketua Yayasan mengecek dana mereka jauh-jauh dari Timika, ujar Elisabeth bahwa mantan kabid sebelum Gress pernah menyatakan bahwa yang jelas Dana Yayasan Cinta Bella memang sudah ada. Kapan pun mau diambil, itu yang belum diketahui kabid. Alasannya karena Yohanes Moniharapon sudah tidak punya wewenang lagi.
Ironisnya lagi pasca kejadian di kantor Dinsos atas perlakuan terhadap ketua Yayasan, pada tanggal pemanggilan Polda Papua untuk diselesaikan kasus tersebut, hari Jumat yang ditentukan pihak Polda, justeru secara diam-diam kepala Dinas berangkat ke Timika untuk mengambil gambar ( foto ) Yayasan Cinta Bella ditemani seorang ibu bermarga Sasari tanpa sepengetahuan ketua Yayasan sama sekali. Elisabeth menduga kuat, pengambilan foto Yayasannya bertujuan untuk sebagai bukti palsu pertanggungjawaban.

“Semua yang sudah saya uraikan di atas untuk wartawan, itu berdasarkan fakta yang kami pihak Yayasan alami. Terkait insiden atas diri saya dan Bella anak disabilitas yang saya bawa saat itu tetapi turut diperlakukan tidak manusiawi, saya minta supaya semua pihak melihat hal ini. Terlebih khusus untuk Polda Papua dan Kejaksaan Tinggi supaya segera melakukan pemeriksaan atas Dana Bantuan Kami yang masih tidak jelas sampai sekarang. Dan untuk Komnas HAM dan ibu Menteri Yohana Yembise, kami sangat meminta agar menindaklanjuti kasus pelanggaran HAM yg dilakukan terhadap saya dan anak saya.” Harap Elisabeth.

Wartawan media ini ketika mengonfirmasi Rido Kemensos ( 09/03/2016 ) via seluler, kalimat  yang disampaikan Rido berbunyi ” Begini kronologisnya pak, waktu kegiatan di Bandung dari Sub. Bid Penyandang Disabilitas Intelektual mengundang Dinas Provinsi untuk hadir dalam rangka agenda tahunan, salah satunya adalah pengembalian proposal yang diajukan setiap daerah kepada Dinas Sosial Provinsi, termasuk Papua. Dalam kegiatan itu kami mengembalikan proposal ke Dinas Sosial Provinsi karena Dana Bantuan yang dari Kementerian sudah di-Dekon-kan ke Provinsi.Kalau setelah di-Dekon-kan, kami tidak bisa ikut campur karena itu sudah wilayahnya Provinsi dan haknya Provinsi untuk mengatur dalam hal ini Dinas Sosial Provinsi.” Demikian ungkap Rido.

Setelah wartawan media ini dua kali mendatangi kantor Dinas Sosial Provinsi Papua untuk meminta konfirmasi, sayangnya kepala Dinas tidak berada di tempat. Dihubungi mantan kabidnya Gress lewat telepon selulernya, ibu ini enggan memberikan keterangan dengan alasan bahwa itu kewenangan kepala Dinas. “Saya tidak bisa memberikan keterangan. Hanya kepala Dinas yang berhak memjawabnya” ujar Gress. Diminta nomor ponsel pribadi kadis Sosial melalui sms ke ibu Gress untuk dapat dikonfirmasi, hingga berita ini diekspous pun mantan kabid itu enggan membalas.  ( John )

4 KOMENTAR

  1. Terima Ksaih buat Metro Times yang sudah Mengangkat Berita Yayasan Ibu dan Anak CINTA BELLA Kembali
    Perjuangan kami selama 5 Tahun Berjuang Untuk Menolong Anak-anak Lumpuh Otak yang sangat Memprihatinkan yang berada di Kota Timika Ini,Selama ini pun Kami tak Pernah Mendapatkan Bantuan dari PEMDA SETEMPAT.
    Semoga ada SInar dan Sebuah Harpan buat Kami untuk Dana Bantuan yang sudah diBerikan oleh Negara untuk Kami,Semoga Para Petinggi yang Berwenang bisa Melihat AIR Mata kami
    dan Semoga Yang TerHormat Bapak Terkasih Presiden Joko Widodo juga Membaca artikel ini.Kemana kami Harus Mengadu Nasib Kami???
    5 Tahun Kami hidup dari Pertolongan Allah melalui Donatur-Donatur yaitu Bapak-bapak Karyawan PTFI dan Istri-Istri Karyawan PTFI, Gereja-Gereja,,TNI/POLRI,AU,AL,Setiap ada Hari Raya Ulang Tahun kami di Tolong Sembako,dan keperluan Pokok buat ABK- Anak-anak Berkebutuhan Khusus di Yayasan,Tak dapat kami ungkapkan setiap tangan yang sudah Terulur menolong Kami….hanya ada Ungkapan Syukur buat Tuhan Allah. Timika adalah Kasus Tertinggi buat Anak Lumpuh Otak,data kami 87 orang ABK,yang Belom Terdata diatas 30 an ABK lagi,apakah Negara Harus Tutup Mata buat ABK Papua????

    • Sama-sama ibu Cinta Bella.
      Kasus ini kami juga merasa harus segera dilaporkan ke institusi penegak hukum untuk segera dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan mendalam. Ada kuat dugaan kami, kemungkinan dana tersebut benar-benar sudah ditilep alias dikorupsi jika benar-benar waktu itu DIPA-nya sudah ada. Ini dananya besar jadi sangat perlu ditelusuri sama-sama, sudah ke arah mana posisi dana tersebut dilarikan dan diperuntukkan. Untuk bisa mendapatkan kepastian atas kasus ini, mohon ibu bisa kembali ke Jayapura dan melaporkan serta mengadu “Dugaan Korupsi” ini ke Polda Papua ataupun Pidana Khusus ( Pidsus ) Kejaksaan Tinggi Papua.
      Mari kita berjuang sama-sama ibu ketua Yayasan Cinta Bella. Tuhan memberkati.

    • Sama-sama kaka ibu. Maaf baru bls. Kita semua turut mendoakan agar ada campur tangan Tuhan dlm segala urusan dan perjuangan kita supaya dapat berhasil apa yang kaka ibu dan Yayasan Cinta Bella itu gumuli. Dugaan kuat kami, dana tersebut dari Proposal Yayasan memang sudah ditilep alias dikorupsi. Diduga ada Korupsi berjamaah yang sudah dilakukan mulai dari kepala dinas hingga bawahan-bawahan yang ada di kantor Dinas Sosial itu. Oleh sebab itu kaka harus secepatnya turun ke Jayapura agar kita bisa membuat surat laporan dan pengaduan ke Polda Papua, atau langsung menggugat ke Pengadilan atau Pra Peradilan untuk mempertanyakan posisi uang yang tidak jelas itu. Ade kitong tunggu kaka di Jayapura saja sekarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!