- iklan atas berita -

Metro Times (Purworejo) Situasi dunia usaha kian sulit bagi sebagian besar perusahaan di Kabupaten Purworejo sejak pandemi Covid-19 melanda sekitar sebulan terakhir. Namun, kondisi justru membangkitkan niat para pengusaha yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Purworejo untuk berbagi bantuan kepada masyarakat kalangan bawah yang lebih terdampak secara ekonomi.

Puluhan pengusaha yang rata-rata memiliki aktivitas usaha di seputaran Purworejo kota kompak mengumpulkan donasi dan menyalurkannya dalam bentuk paket sembako pada Senin (20/4) siang. Sasarannya antara lain para tukang becak, tukang cukur, juru parkir, pangkas rambut, pedagang kecil, dan sopir angkutan umum di kawasan Pasar Baledono, Kongsi, Garnizun, dan sekitarnya.

“Ada 200 paket sembako dan 200 masker yang kita bagikan hari ini. Meski situasi perusahaan kita sulit, tapi kita lebih prihatin dengan masyarakat kurang beruntung akibat terdampak Virus Corona,” kata Hengky Purbowahono, selaku Koordinator Aksi Paguyuban Pengusaha Purworejo Peduli Covid-19, saat ditemui metrotimes di lokasi bagi-bagi sembako, Senin (20/4).

Aksi kepedulian tidak hanya dilakukan kali ini. Sebelumnya, aksi serupa dilakukan dengan membagikan 250 paket nasi bungkus dan masker. Ke depan penggalangan donasi dan penyaluran bantuan akan tetap berlanjut.

ads

“Sampai saat ini donasi yang terkumpul dari teman-teman sekitar Rp39 juta. Selain sembako kita juga akan berikan bantuan APD baju hazmat untuk para tenaga medis, hari ini sudah kita pesan 100 baju hazmat,” sebut Bengky, koordinator aksi lainnya.

Ketua Paguyuban Pengusaha Purworejo, Rachmad Handayanto, mengungkapkan bahwa ada sekitar 30 pengusaha yang tergabung di dalam paguyuban. Menurut pemilik toko Muda Jaya dan Kondang Harum ini, sebagian besar pengusaha mengalami penurunan pemasukan sacara signifikan sejak wabah Covid-19 melanda.

“Menurun tajam. Bisa sampai 50 persen,” ungkapnya.

Meski demikian, lanjutnya, para pengusaha komitmen untuk menyelamatkan para pekerja atau karyawan. Hingga saat ini belum ada pekerja yang dirumahkan atau di-PHK.

“Misalnya di perusahaan saya itu ada sekitar 35 karyawan, tidak ada yang kita rumahkan. Kita melalui paguyuban ini juga menghimbau untuk tidak merumahkan karyawan, apalagi PHK. Bagi kami, karyawan itu sudah seperti keluarga. Untuk THR juga tetap akan kisah kasih utuh,” jelasnya.

Lebih lanjut Rachmad menilai bahwa sulitnya ekonomi yang melanda pengusaha belum seberapa jika dibandingkan masyarakat pekerja harian. Karena itu, pihaknya mengajak kepada para pengusaha untuk tetap andil meringankan beban pemerintah dan masyarakat.

“Mari kita sisihkan untuk masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan,” imbuhnya.

Salah satu tukang becak asal Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo, Slamet (59), mengaku dalam sehari hanya mendapatkan penghasilan rata-rata Rp20 ribu. Jumlah itu sangat minim untuk menghidupi keluarganya.

“Bantuan pemerintah belum dapat. Saya terima kasih diberi bantuan ini. Daripada dibantu uang memang lebih baik sembako seperti ini,” ujar Slamet. (dnl).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!